TEMPO.CO, Jakarta - Panjat tebing menjadi salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di Olimpiade Tokyo 2020. Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) periode 2019-2023, Yenny Wahid, mengatakan ada empat atlet panjat tebing yang berpeluang meraih tiket ke Olimpiade 2020.
Mereka adalah Aries Susanti Rahayu, Alfian M. Fajri, Aspar Jaelolo, dan Nurul Iqamah. Keempatnya masih harus berjuang melewati ajang kualifikasi untuk bisa tampil di ajang olahraga terbesar di dunia. "Kami jagonya di speed saja. Itu menjadi problem," kata Yenny dalam wawancara dengan Tempo di Kawasan Rasuna Said, Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.
Menurut dia, nomor yang dipertandingkan di Olimpiade yakni kombinasi dari boulder, speed, dan lead. Ia menyebutkan tim Indonesia lemah pada nomor lead dan boulder karena ketersediaan juri dan pembuat jalur berlisensi internasional yang masih kurang. "Memang perlu dibenahi," kata dia.
Berikut ini kutipan wawancara Tempo mengenai peluang atlet panjat Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Yenny Wahid:
Bagaimana peluang atlet panjat tebing di Olimpiade Tokyo 2020?
Kami itu jagonya di speed saja, itu menjadi problem. Itu berkaitan dengan pembuat jalur dan juri, kenapa kami masih lemah di boulder dan lead. Memang perlu dibenahi banget.
Siapa saja atlet yang berpotensi lolos ke Olimpiade 2020?
Ada empat atlet yang berpotensi lolos ke Olimpiade 2020 dan berpeluang meraih medali. Walaupun untuk emas masih sulit. Ini juga pertama kali mereka berlaga di Olimpiade. Historical moment banget ini. Sangat historis pasti kalau mereka bisa lolos.
Selain persiapan ke Olimpiade, apa yang akan dibenahi kepengurusan FPTI yang baru?
Saya ingin pengelolaan keuangan dilakukan secara transpran. Saya mau ke depan pembenahan karena cabang olahraga ini baru dapat uang juga, sebelumnya nggak pernah. Tekad saya dengan dana yang sedikit itu (bisa maksimal) yang sebenarnya tidak cukup untuk pembinaan atlet. Kalau memang tidak mencukupi bisa diupayakan pencarian sponsor. Nanti pengelolaannya dilakukan se-transparan mungkin sehingga jelas nanti tidak ada ceritanya pelatih tidak terbayar, atlet tidak bisa latihan. Hal itu harus dihindari.
IRSYAN HASYIM