TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Golden State Warriors Steve Kerr mendapat kecaman dari netizen di media sosial, setelah ia menuding Wakil Presiden AS Mike Pence berbohong soal keterlibatan Iran dan Qasem Soleimani dalam serangan teror 9/11.
Pada Sabtu, 4 Januari 2019, Pence dalam akun Twitter-nya menyatakan Jenderal Iran Qasem Soleimani "membantu perjalanan 10 dari 12 pelaku teror 11 September ke Afghanistan.
Sebelumnya, Presiden Trump memerintahkan serangan drone pada Soleimani. Tewasnya jenderal Iran ini memicu ketegangan antara AS dan Iran.
Pernyataan Pence itu mendapat kritik karena dianggap tidak akurat, misal tentang jumlah pelaku teror, Soleimani tidak akan membantu Al Qaeda, dan bahwa Iran membantu Amerika Serikat pada hari-hari setelah serangan 11 September 2001 itu.
Juru bicara Pence menambahkan konteks pada tweet itu dalam pesannya belakangan, bahwa "Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), di bawah kepemimpinan Soleimani, secara sadar mengizinkan 12 dari para pembajak 9/11 untuk transit ke Afghanistan."
Kerr dalam Twitter-nya membandingkan pernyataan Pence itu dengan alasan Presiden Bush menyerang Irak, termasuk klaim "senjata pemusnah massal" di bawah kendali Irak.
"Satu hal yang saya pelajari dalam hidup saya adalah untuk tidak mempercayai pemerintah kami dalam hal perang," tweet Kerr. “Johnson dan Nixon berbohong tentang Vietnam. Bush dan Cheney berbohong tentang senjata pemusnah massal di Irak. Sekarang Pence berbohong tentang dugaan keterlibatan Iran / Soleimani dalam 9/11. "
Pernyataan ini mengundang komentar netizen yang menganggap Kerr mempunyai standar ganda. Kerr beberapa minggu yang lalu memperingatkan rekan-rekannya di NBA untuk menahan diri ketika berbicara tentang Cina dan protes pro-demokrasi di Hong Kong.
DAILY WIRE | FOX NEWS