TEMPO.CO, Jakarta - Petenis muda Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, berhasil menjuarai turnamen grand slam Australian Open Junior 2020. Ia menjadi kampiun di nomor ganda putri, berpasangan dengan Alexandra Eala dari Filipina.
Pada partai final di Melbourna, Australia, Jumat, Priska/Eala mengalahkan Ziva Falkner (Slovenia)/Matilda Mutavdzic (Britania) dalam dua set langsung, 6-1, 6-2.
Priska menjadi pemain putri Indonesia yang ketiga yang berjaya di level grand slam, baik senior atau junior. Inilah tiga pendahulunya:
1. Yayuk Basuki
Yayuk, kini berusia 49 tahun, bisa dikatakan merupakan petenis putri terbaik Indonesia. Ia mampu bicara di level grand slam senior.
Yayuk Basuki. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ia selalu menjadi lawan sulit bagi petenis besar dunia. Performa terbaiknya di nomor tunggal adalah pada 1997 saat lolos ke perempat final Wimbledon. Ia mengalahkan Ai Sugiyama, Inés Gorrochategui, Naoko Kijimuta, dan Patricia Hy-Boulais, tapi kemudian terhenti oleh Jana Novotná. Di nomor ganda putri, ia juga sempat sekali lolos ke babak semifinal US Open 1993. Dalam kariernya ia merebut 6 gelar WTA dan 5 ITF.
2. Wynne Prakusya
Wynne Prakusya. (youtube/@PP Pelti)
Wynne Prakusya, yang kini berusia 38 tahun, juga pernah lolos ke final Australian Open junior 1998 dan Wimbledon Junior 1998. Di level senior, ia pernah tiga kali lolos ke babak kedua turnamen grand slam berbeda. Sepanjang kariernya, Wynne pernah meraih 9 gelar juara ITF.
3. Angelique Widjaja
Angelique Widjaja, 35 tahun, juga pernah juara di level grand slam junior. Ia menjadi kampiun pada Wimbledon 2001 dengan mengalahkan Dinara Safina di final. Ia pernah mencapai ranking 55 dunia di level senior dan secara total meraih 2 gelar WTA dan 1 ITF di nomor tunggal.
Di level senior, Angelique juga pernah empat kali lolos ke babak kedua turnamen grand slam kategori tunggal putri. Di ganda putri dan ganda campuran ia juga pernah lima kali lolos ke perempat final.
