Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Final, 3 Emas, 3 Rekor Dunia

image-gnews
Iklan

Koran Tempo, Jakarta:

BEIJING - Perenang putra Amerika Serikat, Michael Phelps, menjadi atlet kelima dalam sejarah yang meraih sembilan medali emas Olimpiade. Phelps, 23 tahun, bergabung dengan Paavo Nurmi, Carl Lewis, Mark Spitz, dan Larysa Latynina ketika sukses menjuarai 200 meter gaya bebas sekaligus mencetak rekor dunia dengan catatan waktu 1 menit 42,96 detik kemarin. Ia melaju 9 detik lebih cepat daripada waktu terbaik yang ia toreh sebelumnya.
Phelps merebut 6 emas di Athena, Yunani, pada 2004. Kini di Water Cube, Beijing, ia juga mengoleksi emas dari nomor 400 meter gaya ganti perorangan dan 4 x 100 meter gaya bebas estafet atas nama tim Amerika. Sebagaimana di 200 meter gaya bebas, ia juga mencetak rekor dunia baru di dua nomor tersebut.   
Tiga final, tiga emas, dan tiga rekor dunia di Olimpiade Beijing 2008. Phelps tampaknya tak hanya berambisi mengejar dan mematahkan rekor perenang Amerika, Mark Spitz, yang memborong tujuh emas di Muenchen 1972. Tapi, ia juga ingin memenangi semua lomba dengan mencatat rekor dunia, sebagaimana Spitz melakukannya 36 tahun lalu.
Dalam sembilan hari, Phelps harus berenang 17 kali untuk bisa mengalahkan rekor Spitz tersebut. Karena itu, masih ada lima nomor lomba di hadapannya. Pagi ini ia akan turun di final 200 meter gaya kupu-kupu dan 4 x 200 meter gaya bebas estafet atas nama tim Amerika. Tiga nomor berikutnya adalah 200 meter gaya ganti perorangan, 100 meter gaya kupu-kupu, dan 4 x 100 meter gaya ganti estafet.     
Nomor 200 meter gaya bebas yang dimenanginya kemarin juga jadi kemenangan psikologis. Pasalnya, para perenang putra Amerika baru memenangi nomor itu tiga kali di Olimpiade dan yang terakhir adalah Bruce Furniss pada 1976. Jadi Phelps yang mematahkan trauma selama 32 tahun tersebut.
Untuk mencapai sukses itu, Phelps harus mengatasi bintang Korea Selatan, Park Tae-hwan. Park akhirnya harus puas dengan medali perak sekaligus memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 1 menit 45,14 detik. "Ia berenang sangat cepat. Sebuah kehormatan bagi saya bisa bersaing dengannya," kata Park.
Salah satu kunci kemenangan Phelps adalah menyelam lebih lama. Begitu terjun saat start, ia akan meluncur di bawah permukaan air lebih lama daripada lawan-lawannya. "Aku keluar dari air dan aku sudah berada di tengah. Hal itu membuat para perenang lainnya kesulitan melihatku," kata pria yang menetap di Baltimore, Maryland, itu.
Tapi, pada nomor-nomor estafet, Phelps harus lebih jeli mengatur strategi bertanding. Pasalnya, pada 4 x 100 gaya bebas estafet, ia hampir kehilangan emas kedua. "Aku ingin menghemat tenaga buat tampil di nomor estafet (4 x 100 gaya bebas)," katanya ketika hanya mencatat waktu tercepat keempat pada semifinal 200 meter gaya bebas.    
Namun, strategi tersebut itu berdampak di final 4 x 100 gaya bebas. Phelps terlambat panas dan tim Amerika ketinggalan dalam 50 meter terakhir. Untunglah pada 25 meter terakhir perenang kawakan Amerika, Jasok Lezak, mampu menyusul perenang Prancis, Alain Bernard, yang berada paling depan. 
Phelps kini punya obsesi menjadi manusia tercepat pada nomor 100 meter. Sedangkan ketika ditanya soal "beban" delapan emas itu, ia tak mau menanggapi lagi dan hanya berujar, "Sejauh ini saya tak minta apa-apa lagi." Kata-kata itu meluncur setiap kali ia meraih kemenangan. AFP | IHT | DETROIT | PRASETYO | EZTHER LASTANIA
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.


Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.


Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Atlet balap sepeda putri Ayustina Delia Priatna meraih medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) yang berlangsung di Konya, Turki, 9-18 Agustus 2022. Ayu finis kedua dalam lomba nomor omnium putri di Konya Velodrome, Selasa, 9 Agustus 2022. (ANTARA/PB ISSI)
Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.


Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kanan) menyerahkan obor api Asian Games 2018 kepada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (kanan) disaksikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kedua kanan), Ketua Umum Inasgoc Erick Thohir (kedua kiri) dan Ketua Panitia Pelaksana Daerah Asian Games 2018 Palembang Muddai Madang (kiri) saat pawai obor api Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, 4 Agustus 2018. ANTARA
Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.


Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Alex Noerdin, Gubernur Sumatra Selatan (Reza Sumantri/Tempo)
Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora


ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

Atlet angkat besi Indonesia Irawan Eko Yuli berkompetisi di nomor 62 kg putra Grup A dalam Olimpiade London 2012, Senin (30/7). REUTERS/Dominic Ebenbichler
ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan


ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

Atlet renang Indonesia I Gede Siman Sudartawa. TEMPO/Aditia Noviansyah
ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8


ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ANTARA/Andika Wahyu
ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.


ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

Lifter Jawa Barat Deni melakukan angkatan clean and jerk dalam final kelas 68 kg angkat besi putra PON XIX di GOR Sabilulungan Sijalak Harupat, Bandung,  Jabar, 21 September 2016. Deni berhasil meraih medali emas sementara perak diraih Triyatno dari Kalimantan Timur dan perunggu diraih M. Denial dari Jambi. ANTARA FOTO
ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.


ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

Eko Yuli Irawan, saat bertanding dalam kelas 62kg angkat besi Olimpiade Rio di Riocentro, Pavilion 2, Rio de Janeiro, Brasil, 8 Agustus 2016. AP/Mike Groll
ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.