TEMPO.CO, Jakarta- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberi catatan terhadap enam stadion yang bakal dipilih menjadi arena pertandingan Piala Dunia U-20 tahun 2021.
Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar (PSPPOP) Ditjen Cipta Karya, Iwan Suprijanto, mengatakan, telah melakukan kunjungan bersama PSSI ke 9 stadion termasuk yang bakal menjadi alternatif jika ada venue tidak lolos verifikasi FIFA sebagai tempat pertandingan.
"PSSI sudah harus menentukan lokasi enam stadion sebelum kunjungan FIFA pada 6 Maret nanti," kata Iwan kepada Tempo, Kamis, 13 Februari 2020.
Menurut dia, enam lokasi yang telah ditunjuk memiliki catatan tersendiri yang harus segera dilengkapi untuk bisa dianggap layak menyelenggarakan pertandingan bertaraf internasional.
Keenam stadion tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Manahan Solo, Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Stadion Bung Tomo di Surabaya dan Stadion I Wayan Dipta di Bali.
Untuk Stadion Utama GBK, kata dia masih perlu melengkapi lapangan latihan. Iwan menyebutkan sudah tersedia lapangan pendukung yakni Lapangan A, B, dan C. "Kita akan siapkan tiga lagi yakni eks panahan, ada lapangan Rugby juga," ungkap dia.
Catatan untuk Stadion Pakansari, kata dia, yakni masalah perawatan pasca Asian Games 2019 yang minim sehingga kualitas rumput tidak layak. Ia menyebutkan secara keseluruhan fasilitas Stadion Pakansari sudah baik.
"Tinggal lapangan pendamping yang ada beberapa alternatif seperti Mini Cibinong yang sering digunakan timnas juga, Stadion Persikabo, kemudian GOR Padjajaran, ada rencana Bupati Bogor membangun dua lapangan lagi," kata dia.
Calon arena tanding lainnya, Iwan menyebutkan Stadion Gelora Bung Tomo harus menyiapkan lapangan latihan. Namun, kata dia sudah komitmen dari Walikota Surabaya untuk membangun tiga lapangan di Kompleks GBT.
"Kemarin diusulkan itu pendampingnya dengan Stadion Joko Samudro Gresik, Delta Sidoarjo, dan Lapangan Jenggolo Sidoarjo," ungkap dia.
Kementerian PUPR, kata Iwan memberikan catatan khusus bagi Stadion I Wayan Dipta di Bali. Ia menyebutkan perlu perombakan besar-besar supaya markas klub Bali United itu memenuhi standar FIFA. "Sementara dikonsultasikan soal penutup atap, seberapa wajib gitu. I Wayan Dipta belum single seat dan belum beratap, itu yang jadi masalah," ucap dia.
Pemerintah, kata Iwan memiliki harapan Bali tetap menjadi salah satu tuan rumah untuk Piala Dunia U-20. Menurut dia, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan supaya kompetisi sepak bola yang bakal diikuti 24 negara ini memberikan dampak pariwisata.
"Bali itu sebuah daya tarik menurut saya untuk penonton dari luar hadir, karena itu kami berusaha agar Bali juga bisa menyiapkan diri," ungkap dia.
Menurut dia, jika I Wayan Dipta ternyata tidak lolos verifikasi FIFA telah disiapkan alternatif yakni Stadion Joko Samudro di Gresik. Level markas Gresik Unied itu, kata Iwan bisa naik tingkat dari lapangan pendamping Stadion GBT menjadi arena pertandingan. "Misalnya Bali kalau dianggap tidak siap harus ada planning B misalnya Stadion Joko Samudro menjadi venue tanding, itu ideal," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian PUPR menaksir renovasi
venue Piala Dunia U-20 membutuhkan biaya Rp 65 - 300 miliar. Rinciannya, perbaikan venue utama yaitu Stadion Pakansari, Jawa Barat dan Stadion I Wayan Dipta, Bali membutuhkan biaya Rp 15 - 170 miliar, rehab 3 lapangan latihan (Sriwedari Solo, Sultan Agung Bantul, Delta Sidoarjo) dan 12 Lapangan (Bogor 5, Solo 4, Yogyakarta 3) sebesar Rp 40 - 120 miliar dan pembangunan dua lapangan baru di Yogyakarta Rp 10 miliar.