Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Target Sederhana di Olimpiade

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:


Ia mempunyai ritual khusus menjelang bertanding.

Dia terduduk lunglai. Secuil berita baru saja menghantam Fibriani Ratna Marita. Hati jawara renang ini pecah berkeping-keping. Matanya memandang daftar atlet dengan tatapan tidak percaya. Benar, namanya tak ada dalam daftar atlet yang dikirim ke Olimpiade Beijing 2008.

Hatinya semakin tak keruan, antara sedih bercampur kesal, ketika dia membaca sebuah berita di koran bahwa Afi Noviandari, pesaing terberatnya, lebih dijagokan untuk tampil.

Kala itu langit memang serasa runtuh bagi Febi--sapaan akrabnya. Tapi, dia bukanlah perempuan yang mudah kalah. Tiga bulan ia memaksa diri menyantap latihan keras. Hasilnya mencengangkan. Febi ditunjuk mewakili Indonesia bertarung bersama para perenang dunia lainnya di Olimpiade pada Agustus mendatang.

Febi, kata Lukman Niode, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PRSI, terpilih karena grafik performanya terus menanjak setahun ini, termasuk penampilannya yang memecahkan rekor di PON Kalimantan Timur bulan lalu. Dia tampil pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan untuk kelompok umur III (11 sampai 12 tahun).

"Selain itu, dia memiliki pengalaman tampil di ajang internasional," kata Lukman beberapa waktu lalu. Tahun lalu, Febi juga mendapat kesempatan tampil membela tim Merah-Putih di arena SEA Games Thailand.

Siapa mengira kabar baik itu akhirnya datang kepada Febi. "Saya benar-benar kaget saat dipanggil latihan untuk ke Beijing," ujar Febi ketika ditemui di Wisma Pelci Simprug, Jakarta, Kamis lalu.

Terpilih berlaga di Beijing membuat Febi harus kembali ke Jakarta dan berlatih di kolam renang Pertamina, Simprug, setelah mengikuti PON. Kali ini ia ditangani pelatih asal Hong Kong, Herbert Yu.

Di Olimpiade, Febi akan bertarung di nomor 200 meter gaya ganti perorangan. Ia akan mencoba peruntungan bersama perenang putra, Doni B. Utomo, yang turun di nomor 200 meter gaya kupu-kupu.

Herbert menilai perkembangan Febi cukup bagus. "Dalam satu minggu ini penampilannya sangat baik," ujar Herbert.

Target Febi di Beijing nanti tak muluk-muluk. Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya di Olimpiade. "Sebisa mungkin memecahkan rekor nasional," kata putri Marsono dan Sri Endah Retnowati itu, yang memiliki catatan waktu terbaik 2 menit 22,31 detik.

Rencana kepergian Febi ke Beijing ternyata juga membikin "heboh" keluarganya. Dia ternyata butuh teman di Jakarta. "Saya perlu ditemani karena sekarang latihannya hanya berdua dengan Doni. Saya juga takut sendirian," kata Febi. Beruntung, kakaknya, Mirza Ratna Malita, sukarela menemaninya.

Mirza bercerita bagaimana Febi sempat putus asa karena tak terpilih untuk tampil di Olimpiade. "Dia sempat down waktu itu. Tapi Mama bisa memberi pengertian," kata Mirza. Salah satu pesan ibunya setiap menelepon adalah "tetap rajin salat".

Sedangkan sang ayah lebih mengingatkan Febi untuk menjaga pola makannya saat di Beijing. "Saya diminta tak rakus makan supaya nggak jadi gendut," kata gadis pencinta berat ayam panggang Pak No Malang ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

***

Dunia renang dikenal Febi sejak berusia 4 tahun. Ayahnya yang guru di sekolah swasta sekaligus pelatih renang itu adalah pembimbing Febi kecil di kolam renang. Padahal, awalnya Febi takut dengan air. "Dia sering diajak latihan."

Ketika ditanya sampai kapan dia akan terus menggeluti dunia renang, Febi mengaku tidak tahu. "Pokoknya, sekarang ini aku berenang terus. Bagaimana nantinya aku belum pikirkan."

Sehari-hari gadis ini bergaya cuek dan tomboi. Namun, bila sudah menjelang pertandingan, dia memiliki ritual khusus. Dia akan duduk menyendiri dan sebuah headset, yang melantunkan irama rock atau RnB, menempel di kupingnya.

"Semua yang kenal dia pasti sudah tahu itu, jadi sebaiknya jangan diajak bicara," kata Mirza. Ia menambahkan, jika ada yang mendekatinya, pasti bakal mendapatkan tatapan sinis. "Memang sebaiknya didiamkan saja."

Bagi Febi, itulah cara yang ia pilih untuk bersiap dan berkonsentrasi sebelum pertandingan. "Saya memasang penutup kuping yang besar supaya jangan ada yang bisa mengajak saya ngobrol," katanya.

Meski terkesan angkuh, cara itulah yang membuat Febi mampu memboyong banyak medali. Medali pertama yang direbutnya adalah ketika mengikuti Pekan Olahraga dan Seni di Banyuwangi. Saat itu Febi masih duduk di kelas I sekolah dasar.

Jadwal latihan dan pertandingan yang cukup padat membuat Febi jarang pulang ke kota kelahirannya, Malang. "Lebih sering di Jakarta," katanya. Namun, dia mengaku tak akan pernah mau pindah dan tinggal di Jakarta.

Bagi Febi, hidup di Jakarta ongkosnya sangat mahal, berbeda dengan di daerah rumahnya di Kota Malang. "Bagaimanapun di Malang lebih enak." Itu pula yang membuatnya tak ingin pindah sekolah ke Jakarta.

Untuk saat ini, walau dia belajar di SMP Negeri 11 Jakarta, namanya tetap tercatat sebagai siswi SMPN 8 Malang. Dia juga tak berencana melanjutkan sekolah di Ragunan, "Nggak ah, lebih enak sekolah di Malang," kata siswi kelas III ini.

Saat ditanya mengenai perkembangan sekolahnya, Febi hanya tersenyum. Sekolah tetap dijalaninya seperti biasa. Tapi, menjelang Olimpiade, dia berlatih pagi hari selama dua jam, dari pukul 04.30 sampai 06.30 WIB. "Biasanya setelah latihan langsung ke sekolah dan pulang sekolah sudah harus berlatih lagi," katanya.

Perjuangan Febi masih panjang. Prestasinya masih ditunggu di ujung kolam renang di Beijing.

EZTHER LASTANIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Pasien Covid-19 di Olimpiade Musim Dingin Dibawa ke Rumah Sakit

2 Februari 2022

Petugas medis melakukan swab pada warga di tempat pengujian asam nukleat darurat di kompleks perumahan di Beijing, China, 24 Januari 2022. Beijing melaporkan enam infeksi menular domestik baru dengan gejala. REUTERS/Tingshu Wang
11 Pasien Covid-19 di Olimpiade Musim Dingin Dibawa ke Rumah Sakit

Ada 11 pasien Covid-19 di area Olimpiade musim dingin dirujuk ke rumah sakit di Cina.


Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Film Eko Yuli Irawan The Movie. Tempo/Irsyan
Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.


Markis Kido Kurang Sehat dalam Beberapa Hari Sebelum Meninggal

15 Juni 2021

Suasana pemakaman Mantan Atlet Bulutangkis Indonesia Markis Kido di TPU Kebon Nanas, Jakarta, Selasa, 15 Juni 2021. Markis Kido meninggal dunia diduga karena serangan jantung saat sedang bermain bulu tangkis di Tangerang, Senin 14 Juni 2021 malam. TEMPO/Muhammad Hidayat
Markis Kido Kurang Sehat dalam Beberapa Hari Sebelum Meninggal

Adik kandung Markis Kido, Bona Septano, menuturkan bahwa kakaknya kurang sehat dalam beberapa hari terakhir sebelum meninggal.


Legenda Bulu Tangkis Markis Kido Dimakamkan di TPU Kebon Nanas

15 Juni 2021

Istri Almarhum Markis Kido, Richa Sari Pawestri berdoa usai pemakaman, TPU Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa, 15 Juni 2021. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Legenda Bulu Tangkis Markis Kido Dimakamkan di TPU Kebon Nanas

Legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido meninggal pada Senin malam, 14 Juni 2021, saat tengah bermain bulu tangkis di Tangerang.


Markis Kido, Sang Juara Dunia 2007 dan Peraih Emas Olimpiade Beijing 2008

15 Juni 2021

Hendra Setiawan (kiri) dan Markis Kido merayakan perolehan meraih medali emas di ganda putra bulu tangkis di Olimpiade Beijing 2008, 16 Agustus 2008. Duet Markis-Hendra telah membuahkan banyak gelar termasuk 7 medali emas SEA Games. REUTERS/Beawiharta
Markis Kido, Sang Juara Dunia 2007 dan Peraih Emas Olimpiade Beijing 2008

Markis Kido mencapai puncak kejayaan dalam pretasi bulu tangkis saat berpasangan dengan Hendra Setiawan.


Markis Kido dan Cerita Soal Firasat Kemenangan di Olimpiade 2008

15 Juni 2021

Hendra Setiawan (kanan) dan Markis Kido. ANTARA/Andika Wahyu
Markis Kido dan Cerita Soal Firasat Kemenangan di Olimpiade 2008

Markis Kido dan Hendra Setiawan membawa pulang medali emas bulu tangkis Olimpiade Beijing 2008.


Markis Kido Meninggal Saat Main Bulu Tangkis, Ini Kesaksian Candra Wijaya

15 Juni 2021

Markis Kido bersama pasangannya Hendra Setiawan berhasil meraih Juara dunia tahun 2007 dan meraih medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 untuk cabang bulu tangkis ganda putra. Instagram/@Markis_kido11
Markis Kido Meninggal Saat Main Bulu Tangkis, Ini Kesaksian Candra Wijaya

Legenda dan mantan atlet bulu tangkis nasional, Markis Kido, meninggal dunia pada pukul 18.40, Senin malam, 14 Juni 2021


Markis Kido Diduga Mengalami Serangan Jantung Saat Main Badminton

14 Juni 2021

Mantan humas PBSI, Yuni Kartika menyampaikan kabar duka ini lewat Twitternya. Ia menyebut Markis Kido meninggal dunia saat sedang bermain bulutangkis di Tangerang. Instagram
Markis Kido Diduga Mengalami Serangan Jantung Saat Main Badminton

Mantan atlet bulu tangkis Indonesia yang pernah meraih medali emas Olimpiade 2008, Markis Kido, telah berpulang.


Markis Kido Meninggal, Hendra Setiawan Kehilangan Rekan Terbaik

14 Juni 2021

Pasangan pebulutangkis ganda putra Markis Kido (kanan) yang berpasangan dengan Hendra Setiawan menunjukkan medali emas . FOTO ANTARA/Andika Wahyu
Markis Kido Meninggal, Hendra Setiawan Kehilangan Rekan Terbaik

Prestasi puncak pasangan Markis Kido dan Hendra Setiawan adalah meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008.


15 Atlet Angkat Besi Olimpiade Positif Doping  

26 Agustus 2016

Angkat Besi
15 Atlet Angkat Besi Olimpiade Positif Doping  

Tiga atlet angkat besi putri dari Cina itu masuk 15
lifter yang positif memakai obat terlarang.