TEMPO.CO, Jakarta – Tyson Fury akan berhadapan dengan Deontay Wilder dalam duel tinju dunia kelas berat versi WBC di MGM Grand Garden Arena, Las vegas, 22 Februari 2020. Petinju Inggris itu berpeluang merebut gelar juara dari lawannya sekaligus mengembalikan kariernya yang sempat terpuruk ke titik tertinggi.
Fury lahir di Wythenshawe, Manchester, pada 12 Agustus 1988. Ayahnya, John, menamainya Tyson karena kagum dengan Mike Tyson, legenda tinju kelas berat. Fury mulai bertinju pada usia 10 tahun dilatih ayahnya sendiri, hingga 2011.
Sebagai seorang amatir, Fury berhasil mewakili Irlandia tiga kali di tingkat internasional. Pada 2007, ia merajai Kejuaraan Junior Uni Eropa mewakili Inggris. Di final ia mengalahkan Istvan Bernanth. Sayang keberhasilan itu tak bisa ia ulang di Kejuaraan Eropa junior, karena ia dikalahkan Maxim Babanin di final.
Fury sempat mencoba peruntungan ke Olimpiade Beijing dengan mengikuti Kejuaraan Nasional Irlandia. Namun, karena pernah mewakili Inggris, kehadirannya diprotes sehingga harus mengundurkan diri.
Ia lalu menikah dengan Paris Mullroy dan memutuskan meninggalkan tinju amatir. Catatan tinjunya saat itu adalah 35 pertarungan, 31 kemenangan (26 KO) dan 4 kekalahan.
Petinju yang memiliki nama asli Tyson Luke Fury itu memulai debut profesionalnya pada usia 20 tahun pada 6 Desember 2008 di Nottingham. Beruntun ia mengalahkan Marcel Zeller, Danilli Peratyakto, Lee Swaby, Mathhew Ellis, Scott Belshaw, dan Aleksandrs Selezens. Semuanya dia kalahkan di bawah ronde.
Pada 2009, Fury mencetak dua kemenangan lagi melawan Tomas Mrazek dan Hans Joerg Blasko sebelum menghadapi McDermott pada pertandingan ulang untuk gelar kelas berat Inggris. Pada tahun-tahun berikutnya ia terus bertarung hingga pada 2014 diumumkan bahwa ia akan bertarung dengan veteran Argentina Gonzalo Omar Basile. Namun Basile menarik diri 10 hari sebelum duel karena infeksi paru-paru.
Pada tahun 2015 mendapat penghargaan Fighter of the Year dan Upset of the year oleh The Ring karena berhasil merebut gelar tinju WBA, IBF, WBO, dan IBO dengan mengalahkan juara dunia Wladimir Klitscho di Jerman.
Ketika kariernya mencapai puncak, masalah mulai menghampirinya. Kesehatan mentalnya memburuk. Ia juga mengaku memakai obat-obatan. Seperti dilansir dari laman BBC ia mengatakan, "saya sudah tidak di gym selama berbulan-bulan, saya depresi, saya hanya tidak ingin hidup lagi. Saya melihat bantuan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Semua tidak ada gunanya kalau kita tidak bahagia.”
Fury pertama kali mengungkapkan masalah kesehatan mentalnya dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone pada Oktober 2016. Dia menjelaskan bagaimana ia meninggalkan tempat latihan dan mulai keluar untuk minum dan mengkonsumsi kokain.
Kariernya berantakan. Gelar juara dan lisensi tinjunya dicabut. Depresinya kian parah. Berat badannya pun bertambah dengan drastis.
Tapi, rasa cintanya pada tinju pelan-pelan membantunya bangkit lagi. “Tinju seperti pernikahan, aku sudah memperbaikinya kembali, kami sudah kembali melakukannya, bahkan lebih baik dari sebelumnya,” kata dia.
Pada 2018 Fury kembali ke ring. Ia mengalahkan Sefer Seferi (Albania) dengan kemenangan KO di ronde keempat.
Setelah mengalahkan Francesco Pianeta (Italia) ia kemudian mendapat kesempatan emas menghadapi Wilder untuk perebutan gelar juara dunia WIB. Pertarungan itu digelar 1 Desember 2018 di Los Angeles.
Duel berlangsung seru. Fury merasakan kerasnya pukulan juara asal Amerika itu. Tapi, ajaib, tak seperti lawan Wilder sebelumnya, ia mampu bangkit. Dua kali bahkan, sehingga memaksa pertarungan 12 ronde itu berujung seri.
Setelah itu, ia dua kali naik ring, mengalahkan Tom Schwarz (Jerman) dan Otto Wallin (Swedia). Kini, kesempatan melakukan rematch, kembali datang. Ia akan melawan Deontay Wilder lagi di Las Vegas, pada akhir pekan ini.
Banyak hal menarik yang diharapkan muncul dari duel tinju dunia ini. Keduanya sama-sama belum terkalahkan. Hasil pada duel pertama membuat penonton lebih antusias menantikan pertarungan ini.
BOXING SCENE | AMATEUR BOXING | BOXING NEWS 24 | SKY SPORTS | BBC | NURUL FARA