TEMPO.CO, Jakarta - Lifter Indonesia Muhammad Faathir mengaku kecewa hanya bisa memecahkan dua rekor dunia angkat besi remaja di Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2020 di Tashkent, Uzbekistan.
Faathir yang turun di kelas 61kg membukukan total angkatan 273 kg, dengan snatch 119 kg serta clean and jerk 154 kg. "Agak kecewa karena meleset targetnya. Target pribadi tiga rekor dunia," kata atlet berusia 16 tahun ini di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu, 19 Februari 2020.
Hasil itu sekaligus mempertajam rekor dunia remaja atas nama dirinya sendiri kala tampil di Kejuaraan Angkat Besi Junior dan Remaja di Pyongyang, Korea Utara, Oktober 2019.
Saat itu, Faathir memecahkan rekor clean and jerk seberat 153kg dan total angkatan 272kg, yang sebelumnya dipegang oleh lifter Turki Donen Dogan.
Muhammad Faathir yang masih mengenyam pendidikan di SKO Ragunan berhasil merebut enam medali emas di Uzbekistan. Selanjutnya di Maret 2020, ia bakal menjajal kemampuan dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior yang digelar di Bukares, Rumania.
Faathir pun mulai menatap Olimpiade 2024 di Paris sebagai target jangka panjang. "Kalau Olimpiade 2020 kemungkinan belum karena satu kelas, satu orang," ungkap dia.
Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja menyebutkan pencapaian para lifter muda di Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2020
ini berhasil membuktikan kerja keras mereka selama menjalani Pelatnas Jangka Panjang dan mereka siap untuk menggantikan para seniornya. Selain bekal menghadapi ajang Multi event seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade berikutnya.
"Para lifter yang merupakan next generation mampu unjuk gigi dan prestasi mereka membuktikan bahwa kaderisasi di angkat besi harus terus berkesinambungan, " katanya.
Ia mengatakan, lifter Muhammad Faathir, Rizky Juniansyah, Yasin digadang-gadang untuk menggantikan senior mereka di kelasnya masing-masing.
"Faathir diproyeksikan menggantikan Eko Yuli Irawan dan Rizky Juniansyah calon penerus Triyatno, dan Yasin kelak akan menggantikan Deni, " katanya.