TEMPO.CO, Jakarta- Penanggung jawab House of Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo, Rafiq Hakim Radinal, menyebutkan kebutuhan dana promosi untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sekitar Rp 200 miliar. Ia menyebutkan anggaran itu bakal digunakan membangun Rumah Indonesia beserta fasilitas pendukung di sekitar Wisma Atlet Tokyo.
"Biayanya untuk pembangunan dan isinya yang merupakan fasilitas promosi yang bakal disediakan," kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 Februari 2020.
Mantan Sekretaris Jenderal Federasi Equestrian Indonesia (EFI) itu menyebutkan keberadaan Rumah Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo merupakan kerja sama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan Kementerian Perdagangan. Ia mengatakan Rumah Indonesia bakal disulap menjadi lokasi pameran Kemendag. "Apalagi Indonesia lagi bikin pameran juga di Dubai, jadi sekalian," kata dia.
Rafiq menyebutkan model promosi bakal menampilkan pertunjukan ciri khas budaya Indonesia. Selai itu, kata ada juga lapak untuk memperkenalkan kopi dan batik. "Kalau orang mau milih kita, bagaimana kalau mereka tidak tahu kita. Kita juga bersaing dengan negara lain," ungkap dia.
Menurut dia, kebutuhan anggaran itu telah diusulkan ke pemerintah. Keputusannya, kata dia bakal diambil rapat kabinet terbatas. Nanti pengelola anggaran dilakukan langsung oleh Kementerian Perdagangan. "Kalau nanti turunnya berapa dari sana, kita tidak pegang duit, kita event aja supaya ada promosi Indonesia," kata Rafiq.
Di sisi lain, dikutip dari AP News, pada Selasa, 25 Februari 2020, anggota senior Komite Olimpiade Internasional (IOC), Dick Pound, mengatakan persiapan Tokyo untuk menggelar Olimpiade 2020 terus berjalan seperti biasa.
Tapi, ia tak menutup kemungkinan adanya diskusi panitia menunda pelaksanaan Olimpiade 2020 Musim Panas di Tokyo, Jepang, 24 Juli-9 Agustus, karena merebaknya wabah virus corona.
Pound, yang menjadi anggota IOC sejak 1978, meyakini bakal ada penentuan sikap terakhir soal pergelaran Olimpiade 2020 di Tokyo pada akhir Mei mendatang.
IRSYAN HASYIM | PRASETYO