TEMPO.CO, JAKARTA – Istri dari Tyson Fury, Paris Fury, sempat mengakui bahwa ia ingin meninggalkannya saat Fury berada dalam masa depresi yang berat.
Akhir pekan lalu Fury berhasil berada di puncak karier tinju dunia, dengan menjadi juara kelas berarr WBC untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Deontay Wilder. Setelah ini Fury akan berharap melawan sesama petinju Inggris, Anthony Joshua, yang memegang empat sabuk kelas berat lainnya.
Kondisinya saat ini jauh berbeda dari hari-hari kelamnya ketika ia memiliki masalah mental yang sangat buruk. Petinju 31 tahun itu sebelumnya juga bercerita bagaimana ia ingin mengakhiri hidupnya.
Fury telah berjuang melawan kecanduan narkobanya dan minum minuman keras. Istrinya, Paris Fury, mengakui bahwa ia sulit untuk bisa menghadapi suaminya saat ia berada dalam kecanduanya itu. Paris mengungkapkan bagaimana keadaan segalanya menjadi sangat buruk dan ia ingin meninggalkan Tyson.
Dilansir dari Mirror, dalam sebuah wawancara eksklusif setelah kemenangan menakjubkan Fury di Las Vegas, Paris mengatakan “setan” yang berada dalam diri suaminya sesungguhnya masih ada di sana. Namun Fury telah menaklukannya dengan sangat baik.
“Kalian masih melihatnya. Kalian dapat melihat mengapa banyak selbriti dan bintang olahraga ynag mengalami depresi, karena mereka mempunyai kemewahan tetapi kemudian mereka kembali menjadi normal,” kata Paris.
“Dia (Fury) tidak mengerti mengapa orang selalu mengambil gambarnya. Ia tidak mengerti bahwa jika para penggemar melihatnya, mereka akan jadi bersemangat,” Paris melanjutkan.
“Yang terburuk saat 2015 sampai 2016, setiap hari dia berbicara tentang kesengsaraan dan masalahnya. Dia banyak minum, menggunakan narkoba, saya tidak tahu saat itu. Tiba-tiba ia menjadi gemuk, naik 28 kilogram. Itu adalah waktu yang sulit bagi saya unutk berurusan dengannya,” kata Paris lagi.
“Hingga pada suatu waktu saya ingin meninggalkannya. Namun pada akhirnya dia mencari bantuan, dan setelah itu dia bisa keluar dari masalahnya dengan baik.”
Menurut Paris, kondisi Fury sudah jauh lebih baik sekarang. Tyson sudah berusaha menyeimbangkan jadi olahragawan, seorang suami, dan seorang ayah dengan menjadi seorang superstar. Titik baliknya adalah ketika dia menyebutkan tentang bunuh diri, Paris tahu Fury akan melakukannya.
Fury menceritakan, pikirannya dirasuki beberapa detik untuk bunuh diri di dalam Ferrari setelah dia berjuang mengalahkan Wladmir Klitschko dan dinobatkan sebagai juara dunia kelas berat pada 2015.
Namun Tyson Fury mengatakan kepada Paris Fury kalau dirinya akan berhenti dan kembali pada kecintannya di dunia tinju, “Dia membalikkan hidupnya dan ingin kembali berpegang teguh pada itu, dia tidak lagi melihat ke belakang.”
MIRROR | NURUL FARA