TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Tenis Prancis (FFT) menyatakan akan menggelar ajang Prancis Terbuka 2020 pada 20 September hingga 4 Oktober mendatang. Pengumuman mendadak itu membuat kaget bintang tenis dunia.
Sejumlah petenis dunia menyayangkan pemberitahuan mendadak tersebut. Pasalnya, keputusan itu tampak dibuat tanpa ada konsultasi dengan otoritas tenis dunia WTA dan ATP. Alhasil, jadwal Prancis Terbuka yang baru hanya berjarak sepekan setelah Amerika Terbuka yang sebelumnya juga telah dinyatakan diundur.
Salah satu petenis yang memprotes adalah Jamie Murray. Melalui cuitannya di twitter, Murray mempertanyakan apakah semua pihak sudah dilibatkan dalam keputusan itu?
"Gerakan besar oleh Prancis Terbuka/FFT untuk memindahkan jadwal ke akhir September. Saya kira seluruh otoritas dalam dunia tenis seharusnya bekerja sama dalam situasi seperti ini?" kata Murray.
Rekan Murray, Jonny O'Mara pun menyayangkan keputusan FFT tersebut. Menurut dia, dengan waktu satu pekan dari Amerika Terbuka, petenis akan menghadapi kelelahan di Prancis Terbuka.
"Prancis Terbuka diundur hingga September! Satu pekan setelah Amerika Terbuka... Saya harus siap beradaptasi dengan permukaan lapangan, senyum di wajah dengan mulut terbuka dan keringat dingin. Beruntung saya melihat pengumuman itu di twitter. Saya telah mencari di email saya soal pemberitahuan itu selama beberapa hari," kata Jonny.
Petenis putri Naomi Osaka tak mau ketinggalan. Namun, tak seperti rekan pria yang berkomentar panjang lebar, Osaka hanya mengekspresikan keterkejutannya dalam bahasa Prancis.
"Excusez Moi (Permisi dalam bahasa Prancis)???"
Prancis Terbuka seharusnya dimulai pada 24 Mei hingga 7 Juni mendatang. Awalnya FFT mengumumkan pembatalan ajang tersebut karena penyebaran virus corona yang semakin masif di Prancis. Pemerintah Prancis bahkan telah memberlakukan isolasi nasional dan menghentikan seluruh kegiatan olahraga dan ajang besar lainnya.
FFT sendiri menyatakan bahwa pengunduran jadwal Prancis Terbuka tersebut dilakukan karena mementingkan kesehatan dan keselamatan petenis serta suporternya pada turnamen yang juga sering disebut Roland Garros tersebut.
EXPRESS