TEMPO.CO, Jakarta - Petinju legendaris Muhammad Ali harus kehilangan lisensi tinjunya gara-gara menolak ikut Perang Vietnam, yang menjadi kewajiban pemuda Amerika Serikat pada tahun 1960-an sampai 1970-an itu.
Setelah menyatakan menolak panggilan wajib militer pada 28 April 1967 itu, Muhammad Ali, kepada wartawan mengatakan alasannya enggan ikut Perang Vietnam.
"Dengan kesadaran saya sebagai Muslim dan keyakinan pribadi saya sendiri, saya mengambil pendirian saya dalam menolak panggilan untuk dilantik," katanya begitu keluar dari markas tentara di Houston.
"Saya menemukan bahwa sesuai kepercayaan saya, saya tidak dibenarkan menerima panggilan seperti itu. Saya bergantung pada Allah sebagai hakim terakhir dari tindakan-tindakan yang disebabkan oleh hati nurani saya sendiri," kata Ali
Pada hari itu juga, lisensi tinjunya dicopot.
"Ketika saya terbang kembali dari Houston," Ali menulis dalam otobiografinya The Greatest: My Own Story, "Saya terbang ke pengasingan yang disebut pakar tinju sebagai tahun terbaik dalam kehidupan seorang petarung."
Ali pun harus menjalani sidang di Houston dengan tuduhan melanggar ketentuan tentang wajib militer. Pada 20 Juni 1967, Ali dinyatakan bersalah oleh juri pengadilan Houston. Menurut laporan New York Times, hakim Joe E. Ingraham menghukum Clay lima tahun penjara dan mendenda 10.000 dolar AS.
Hakim segera mengumumkan hukuman itu, mengabulkan permintaan Ali untuk tidak menangguhkan hukuman.
"Saya akan menghargainya," kata petinju berusia 25 tahun itu, menurut Times, "jika pengadilan akan melakukannya sekarang, beri saya hukuman saya sekarang, daripada menunggu dan mengulur waktu."
Namun Ali mengajukan banding sehingga tetap bebas sambil menunggu proses pengadilan.
Ia juga berjuang dibantu pengacara untuk mendapatkan kembali lisensi bertinjunya. Di tengah masa jeda naik ring itu, Ali banyak mengunjungi kampus dan kampanye anti-perang di saat Perang Vietnam semakin tidak populer.
Ia pun menjadi pahlawan anti-perang dan hak-hak sipil. "Dikatakan bahwa saya memiliki dua alternatif," kata Ali kepada kerumunan demonstran anti-perang kampus. “Pergi ke penjara atau pergi ke tentara. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa ada alternatif lain. Dan alternatif itu, alternatif itu adalah keadilan. Dan jika keadilan berlaku, saya tidak akan pergi ke tentara, saya juga tidak akan masuk penjara."
Sepanjang Maret 1967 hingga Oktober 1970 — dari usia 25 hingga hampir 29 tahun — Ali tidak bertanding sampai akhirnya hukumannya dibatalkan pada 1971. Ia sempat main dalam pertandingan virtual melawan mantan juara dunia Rocky Marciano.
Pertandingan diolah komputer berdasarkan rekaman penampilan kedua petinju dan pendapat 250 pakar. Dalam versi AS, Ali kalah KO ronde ke-13, sedangkan versi yang diedarkan di Eropa, Ali menang. "Komputernya buatan Alabama," kata Ali bercanda.
WASHINGTON POST | THE ENTERPRISE