TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Sambo Indonesia (Persambi), Krisna Bayu, merasa kehilangan dengan meninggalnya olimpian Lukman Niode. Selama ini dia menganggap mantan atlet renang itu sebagai mentor dalam membangun organisasi olahraga maupun sistem pembinaan atlet.
"Kami merasa kehilangan atas meninggalnya mas Luki (panggilan Lukman Niode). Beliau adalah mentor terbaik saya hingga saya bisa seperti saat ini," kata Krisna Bayu, Jumat.
Krisna Bayu merupakan mantan atlet judo yang merasakan ketatnya persaingan pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sedangkan Lukman Niode merupakan salah satu atlet Indonesia yang turun pada Olimpiade 1984 di di Los Angeles, Amerika Serikat.
Saat ini mantan judokan nasional ini menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Sambo Indonesia (Persambi) dan sebelumnya membangun Persatuan Pengurus Besar Persatuan Kurash Indonesia (Perkusi).
"Saat saya membangun Kurash dan Sambo mas Luki yang terus mengawal. Begitu juga saat lahirnya IOA (Indonesian Olimpian Association). Beliau terdepan. Makanya kami sangat kehilangan. Kami begitu dekat," kata Krisna Bayu.
Krisna Bayu. (instagram/@samboindonesia)
Mantan judokan yang hobi memancing itu menjelaskan, secara usia memang cukup jauh selisihnya. Begitu juga dengan saat turun di Olimpiade. Meski demikian, kedekatannya tidak diragukan lagi.
"Mas Luki adalah salah satu mentor yang mengedepankan sport science dalam pembinaan olahraga di Indonesia. Beliau dulu juga terlibat di PAL (Program Atlet Andalan) maupun Prima (Program Indonesia Emas)," kata pria berusia 46 tahun itu.
Olimpian dari cabang olahraga renang itu meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, Jumat pukul 12.58 WIB. Hal tersebut dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Harlin Rahardjo.
Sebelumnya, Lukman sempat dikabarkan berstatus PDP COVID-19 dan menjalani perawatan di RS Pelni Jakarta. Namun belum diketahui penyebab Lukman Niode meninggal dunia.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia, Wisnu Wardhana, menyatakan Lukman meninggal karena mengalami komplikasi. "Komplikasi phenomia dan ginjal," ujarnya saat dihubungi Tempo. "Kalau hasil tesnya (Covid) belum tahu itu."