TEMPO.CO, Jakarta - Tim bulu tangkis Indonesia akan menghadapi setumpuk tantangan dalam turnamen Piala Thomas dan Uber 2020. Indonesia tahun ini memegang status unggulan dan favorit juara dalam turnamen yang bakal digelar 3-11 Oktober 2020 di Arrhus, Denmark.
Salah satu tantangan yang dihadapi tim Indonesia ialah sisa waktu lima bulan yang belum tentu bisa dimaksimalkan untuk menggelar masa persiapan. Sebab, meski jadwal turnamen mundur namun program latihan para pemain belum bisa maksimal di tengah pandemi Corona.
Berdasarkan daftar unggulan Piala Thomas yang dikeluarkan BWF pada Maret lalu, tim putra Indonesia menempati posisi puncak. Indonesia berada di atas Jepang yang menempati posisi kedua, serta Cina dan Denmark yang menempati unggulan 3/4.
Kepada Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susi Susanti, menegaskan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi turnamen prioritas utama bagi atlet-atlet pelatnas bulu tangkis Indonesia. "Anak-anak sudah mulai mempersiapkan diri lagi," kata Susi, Selasa, 5 Mei 2020.
Menurut dia, masa persiapan belum 100 persen mengingat masih berada dalam kondisi wabah Corona. "Kami lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan atlet, jangan sampai sakit," ujar Susi.
Bila merujuk kalender normal, Piala Thomas dan Uber 2020 rutin digelar pada pertengahan Mei. Biasanya, sebelum terjun ke Piala Thomas, para pemain turun di beberapa turnamen lainnya sebagai ajang pemanasan. Turnamen yang masuk dalam agenda PBSI sebagai ajang pemanasan antara lain Malaysia Open, Singapore Open, Badminton Asia Championships (BAC), dan Denmark Open.
Pandemi Corona yang melanda hampir seluruh negara telah membuat semua turnamen bulu tangkis mengalami pembatalan maupun penundaan. Kondisi tersebut dinilai Susi tidak hanya mengganggu persiapan tim Indonesia, tapi juga seluruh tim elit dunia. Oleh sebab itu, seluruh negara punya peluang yang sama pada turnamen Piala Thomas nanti.
Ihwal peta kekuatan lawan, Susi menilai, seluruh peserta mempunyai kekuatan yang merata. Bahkan dengan pensiunnya pebulu tangkis ganda putra asal Denmark, Mathias Boe, dianggap tak terlalu menguntungkan Indonesia.
"Saya lihat kekuatan masih merata. Bicara peluang, ya kita ada. Tapi kembali bagaimana dengan persiapan sendiri. Mudah-mudahan kita bisa benar-benar memanfaatkan sisa waktu ke depan," kata Susi Susanti.