TEMPO.CO, Jakarta - Menpora Zainudin Amali tidak menampik atau membenarkan tudingan Taufik Hidayat yang menyebutkan Kementerian yang beralamat di Jalan Gerbang Pemuda itu sebagai sarang korupsi.
"Saya nggak mau nanggapi tapi membuktikan dengan apa yang saya lalukan sekarang di Kantor Kemenpora," kata Zainudin kepada Tempo. Selasa, 12 Mei 2020.
Menpora menyebutkan telah melakukan upaya perbaikan di Kementerian yang dipimpinnya sejak Oktober 2019. Salah satunya dengan menghilangkan kursi di lobi lantai 1.
"Biasanya digunakan oleh para perantara untuk bernegosiasi," kata Zainudin.
Terdapat dua sudut ruangan di lobi, yang dulunya untuk menempatkan sofa di lantai dasar Gedung Kemenpora. Kursi-kursi itu tak lagi berada di tempatnya sejak Februari 2020.
Menpora juga membatasi tamu yang bisa bertemu dirinya. "Untuk ke ruang menteri sangat ketat. Kalau tidak ada janji, tidak bisa naik walaupun itu kenalan atau teman," kata dia.
Tuduhan banyaknya praktek culas di Kemenpora dikemukakan oleh Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Periode 2016-2017 Taufik Hidayat dalam wawancara podcast dengan Deddy Corbuzier.
Taufik mencontohkan masalah akomodasi bagi atlet. "Ada 500 atlet Pelatnas disewakan di hotel. Misalnya harga sewa per kamar Rp 500 ribu. Kalau kita masukin orang banyak ke hotel kan suka dapat diskon. Itu dikalikan sebulan. Berapa coba. Makanya mereka enak, jadi PNS di Jakarta, punya rumah punya mobil punya cicilan berapa. Ini yang gue rasain, gue lihat, cuma gak ada bukti, dengan omongan doang, siapa yang akan percaya."
"Kenapa gak terlihat di KPK. Gak tahu deh, kan semua butuh bukti," kata Taufik Hidayat, peraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena.
Terlepas dari benar atau salahnya pernyataan Taufik Hidayat, ada beberapa pejabat Kemenpora yang tersangkut kasus korupsi, termasuk mantan Menpora Andi Alfian Malarangeng yang sudah divonis bersalah. Mantan Menpora Imam Nahrowi saat ini menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta..
IRSYAN HASYIM