TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan bahwa gantung raket adalah momen yang akan dialami oleh setiap atlet, termasuk Tontowi Ahmad, yang disebutnya merupakan salah satu pemain ganda campuran terbaik Indonesia.
"Tiap atlet pasti punya batas waktu untuk mengakhiri kariernya. Tontowi menyadari hal ini, setelah mempertimbangkan, melihat situasi dan kondisi, dia memutuskan untuk mundur selamanya dari bulu tangkis," kata Susy melalui keterangan tertulis, Senin, 18 Mei 2020.
Susy yang merupakan peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini menuturkan bahwa mundurnya Tontowi tentunya menjadi sebuah kehilangan bagi tim pelatnas (pemusatan latihan nasional). Sebagai atlet dengan segudang prestasi, Tontowi merupakan figur panutan bagi para juniornya di pelatnas.
Pemain bulu tangkis Tontowi Ahmad. Dol.TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
"Tontowi adalah salah satu atlet terbaik di sektor ganda campuran. Dedikasi, disiplin dan komitmennya luar biasa. Ini yang membuat dia bisa meraih banyak gelar juara dan masuk dalam jajaran elit dunia," kata Susy.
Susy Susanti pun berharap semangat juang seorang Tontowi bisa menular ke atlet-atlet muda yang ada di pelatnas sehingga roda regenerasi di ganda campuran terus berjalan.
Tontowi yang telah berusia 32 tahun mengumumkan secara resmi pengunduran diri melalui akun Instagram pribadinya.
"Ini saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang saya tekuni lebih dari setengah umur saya, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna, kadang susah, kadang senang, tapi saya bangga dengan apa sudah saya capai," tulis Tontowi yang pernah mempersembahkan medali emas Olimpiade 2016, Senin, 18 Mei 2020.
IRSYAN HASYIM