TEMPO.CO, Jakarta - Liga basket putri Srikandi Cup, yang terhenti akibat wabah corona sejak Maret lalu, belum memutuskan apakah akan menghentikan kompetisi musim ini, meski diakui tidak mudah untuk melanjutkannya.
"Tidak dapat dipungkiri, dalam situasi yang masih belum menentu seperti saat ini, dan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan para pemain, terasa berat untuk melanjutkan kompetisi," kata Ketua Koordinator Srikandi Cup, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, 3 Juni 2020.
Deddy mengatakan, penyelenggara menggelar rapat virtual perdana bersama enam tim Srikandi Cup pada Senin lalu membahas kemungkinan kelanjutan musim 2020.
Pertimbangan lain yang membuat penyelenggara merasa keberatan untuk melanjutkan sisa musim adalah aspek biaya. Menurutnya, pembengkakan biaya penyelenggaraan tak dapat dihindari jika pelaksanaan kompetisi harus mengacu pada protokol kesehatan FIBA.
Belum lagi, adanya bisnis inti masing-masing pemilik klub yang berbeda-beda. Apabila tetap melanjutkan kompetisi dalam masa pandemi, maka itu akan berdampak pada finansial klub.
Dalam rapat tersebut, beberapa klub juga mengusulkan untuk memangkas seri reguler hingga usulan mengakhiri musim dan meniadakan kompetisi tahun depan, mengingat padatnya agenda olahraga pada 2021.
Meski begitu, pihak penyelenggara Srikandi Cup hingga saat ini masih belum mempunyai jawaban final terkait nasib kelanjutan liga bola basket putri itu.
"Memang sangat disayangkan jika kompetisi musim ini berhenti di tengah jalan. Tapi kita juga harus menghormati jika ada klub yang pada akhirnya mengalami kesulitan dan tidak menyelesaikan sampai sisa musim," katanya.
Liga basket putri Srikandi Cup 2020 yang sudah terhenti sejak Maret itu sedianya masih menyisakan tiga seri lagi, yakni Seri III Makassar, Seri IV Semarang, dan Final Four di Semarang.