Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pramono Edhie Wibowo dan Tim Kopassus-Indonesia Everest 1997

image-gnews
Pramono Edhie Wibowo:
Pramono Edhie Wibowo:
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI-Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo, meninggal pada Sabtu malam, 13 Juni 2020, pada usia 65 tahun. Di kalangan kegiatan olahraga mendaki gunung, Pramono merupakan tokoh penting dari Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997.

Atas perintah dari Prabowo Subianto, yang saat itu menjadi Komandan Jenderal Kopassus TNI-AD dan pemrakarsa ekpedisi, Pramono menjadi komandan operasi pendakian puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest, di Pegunungan Himalaya.

Ekpedisi ini melibatkan para pendaki gunung terbaik di Indonesia dari kalangan Kopassus dan sejumlah kelompok pecinta alam di Indonesia, seperti Wanadri, Rakata, FPOK IKIP Jakarta, FPTI, dan Mapala-UI.

Mount Everest. dailymail.co.uk

Pramono berada di base camp Himalaya berhari-hari untuk mengkoordinir pendakian yang dilakukan dari jalur selatan dan utara serta melibatkan pendaki gunung legendaris dunia, mendiang Anatoli Boukreev asal Kazakhstan berserta timnya yang melatih tim pendaki ini sejak berkumpul di Cijantung, Jakarta.

Pada 26 April 1997, regu dari jalur Selatan  berhasil mengukir sejarah untuk membawa tim menjadi tim pertama dari Indonesia dan Asia Tenggara yang menaklukkan Everest, puncak tertinggi di dunia, 8.848 meter, di kawasan Taman Nasional Sagarmatha, Himalaya.  Yang sukses melalukan summit attack adalah Pratu Asmujiono, Sertu Misirin, dan Letnan Satu Iwan Setiawan.

Saat menerima penugasan sebagai komandan operasi tim Kopassus-Indonesia Everest dari Prabowo, Pramono masih berpangkat letnan kolonel dan bertugas di Kopassus.

Dalam sebuah pertemuan dengan penulis saat itu di Mako Kopassus Cijantung periode 1996, Pramono bercerita bahwa hobinya di luar urusan dinas ketentaraan sebenarnya tak berhubungan dengan kegiatan olahraga mendaki gunung. Tapi, ia menegaskan akan menjalankan penugasan dari Prabowo, sebagai danjen Kopassus, dengan sepenuh hati.

Octavianus Matakupan, dosen di FPOK IKIP Jakarta- saat ini bernama UNJ-, dan pelatih fisik berbagai tim pendaki gunung Indonesia, punya kesan khusus tentang dedikasi Pramono Edhie Wibowo, di tim ekspedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997 ini.

“Saya menghabiskan waktu cukup lama bersama Almarhum di Rongbuk Glacier. Base Camp sisi utara Everest. Sebelum Almarhum kemudian kembali ke Kathmandu,” kata Octavianus Matakupan dalam perbincangan Minggu, 14 Juni 2020, melalui WhatsApp.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Bagian paling mengesankan adalah saat Almarhum memberikan perintah via radio komunikasi langsung dari Kathmandu. Saat itu para pendaki tim utara sedang dalam perjuangan menghadapi badai,” Octavianus Matakupan, yang juga manajer tim Hoki DKI pada PON 2016, melanjutkan.

“Almarhum yang saat itu memonitor percakapan radio antara saya dan para pendaki,  kemudian memotong komunikasi tersebut dengan perintah tegas, yaitu untuk menghentikan pendakian dan menarik mundur pendaki,” jelas mantan pelatih fisik timnas PSSI dan Persija yang akrab dipanggil Octav ini.

“Masih segar dalam ingatan perintah tersebut: ‘Octavianus Matakupan, jangan korbankan pendaki. Tim Selatan sudah berhasil, tarik mundur (tim yang berada di sisi utara).’ Perintah tersebut kemudian langsung diteruskan kepada para pendaki. Selamat jalan Jenderal,” kata Octav menutup pembicaraan.

Rudi ‘Becak’ Nurcahyo, pendaki gunung dan penggiat olahraga petualangan di alam bebas yang berasal dari Mapala-UI, juga menyampaikan ucapan selamat jalan kepada Pramono Edhie Wibowo.

Rudi Becak adalah anggota tim Jalur Utara dengan Letda Sudarto, Serda Sunardi, Praka Daryowantoro, Praka Tarmudi, dan Gunawan Achmad atau bisa dipanggil Ogun dari Wanadri. Adapun tim dari Selatan, pendaki sipilnya antara lain Ripto Mulyono.

“Yang di Utara, ‘orang tertingginya’ adalah almarhum Ogun, Sunardi, dan Tarmudi. Dua terakhir adalah Kopassus,” kata Rudi melalui WhatsApp.

Tim Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997 ini kemudian, Rudi Becak melanjutkan, mendapat penghargaan Satya Lencana Wira Karya, dari Presiden kepada seluruh anggota tim.

Mengingat Pramono Edhie Wibowo, adalah mengenang ekpedisi pendaki gunung terlengkap dan terbesar yang penah dilakukan dalam sejarah olahraga ini di Indonesia dengan target Everest, atap dunia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

3 hari lalu

Danjen Kopassus baru Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus (kanan) dan mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo saat serah terima jabatan di Markas Kopasus, Cijantung, Jakarta, Jumat (4/12). TEMPO/Subekti
72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

53 hari lalu

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

4 Januari 2024

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika. Foto: Canva
17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika.


Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

31 Oktober 2023

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal 15 Januari 2020. REUTERS/Monika Deupala
Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

Gunung Everest di Nepal yang tertutup salju telah kehilangan hampir sepertiga esnya dalam lebih dari 30 tahun akibat pemanasan global


Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

31 Oktober 2023

Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

Kementerian Luar Negeri Malaysia memastikan seorang pejabatnya, Parthiban A/L Kandasamy, 38 tahun, meninggal saat melakukan pendakian ke Everest.


Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

27 Juli 2023

Pendaki gunung Norwegia Kristin Harila,  di Kathmandu, Nepal 4 Mei 2023. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

Seorang wanita Norwegia dan pemandu sherpa-nya berhasil mendaki 14 puncak gunung di atas 8.000 meter hanya dalam waktu 3 bulan.


Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

2 Juni 2023

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Pemandu sherpa Nepal ini menyelamatkan pendaki Malaysia yang bergelantungan di tali dan menggigil kedinginan. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

Seorang pemandu Everest melihat pendaki Malaysia tu berpegangan pada tali dan menggigil kedinginan di daerah yang disebut "zona kematian".


Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.


Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

21 Mei 2023

Pendaki melintasi sungai gletser kering menuju Periche. Dingboche dan Lobouche terdapat tempat bernama Periche dan Thukla. Pericha adalah desa kecil yang sangat indah berada di samping aliran sungai gletser yang jernih. Foto: Robertus Robet
Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

Satu pendaki anggota tim Misi Everest Malaysia 2023 meninggal, dan seorang lainnya hilang setelah mencapai puncak gunung tertinggi dunia itu.


Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

4 Mei 2023

Suasana di Everest Base Camp, Nepal. Pendakian ke Puncak Everest dari sisi Nepal, bermula dari Everest Base Camp (EBC), di ketinggian 5.364 meter. Untuk mencapai EBC, pengunjung harus melalui penerbangan domestik dari Kathmandu ke Lukla. Foto: Robertus Robet
Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

Dr Podolskiy dan timnya menghabiskan tiga minggu menggigil di Gletser Trakarding-Trambau dengan pemandangan penuh Gunung Everest.