TEMPO.CO, Jakarta - Mike Tyson bisa menjadi peringatan bagi seorang atlet agar mengelola dengan baik bayaran dan hadiah yang diterima semasa jaya, sekaligus contoh tentang seseorang yang berhasil bangkit setelah bangkrut.
Petinju peraih gelar juara dunia kelas berat termuda ini, sangat terkenal dan kaya di masa keemasannya tahun 80-an sampai 90-an. Iron Mike diperkirakan menerima bayaran dan penghasilan lain sampai Rp 5,7 triliun.
Semua ia punya. Rumah super mewah, mobil termahal termasuk Lamborghini LM002 langka seharga Rp 1,7 miliar, atau jam tangan Piaget seharga Rp11 miliar.
Namun gaya hidup mewah dan kacau membuat ia bangkrut hingga terlilit hutang Rp 326 miliar di ujung kariernya sebagai petinju profesional.
Mike Tyson dan mobil Rolls-Royce Silver Spur 1986 (autojosh.com)
Saat itu, Tyson baru mengalami kekalahan dari juara kelas berat sejati Lennox Lewis pada 2002. Ia mencoba bangkit dan mengalahkan Clifford Etienne pada 2003. Tyson gantung sarung tinju pada 2005 setelah mencatat dua kekalahan berturut-turut dari Kevin McBride dan Danny Williams.
Iron Mike pun harus menjual rumah dengan 52 ruangan termasuk 21 kamar tidur di Connecticut, serta sebuah klub malam. Rumah mewah itu dibeli rapper 50 Cent seharga Rp 63 miliar.
Hidup Tyson seperti tamat. Karier anjlok, harta habis. Tapi ia pelan-pelan bangkit untuk mencukupi hidupnya. Dia melakukan apa saja memanfaatkan sisa-sisa popularitasnya dengan tampil di gulat pro, bermain film, termasuk di dalam komedi hit Amerika The Hangove, Ip man 3 - dan bahkan muncul dalam video klip Madonna, Iconic.
Tyson juga telah meluncurkan podcastnya yang sukses, Hotboxin, serta berkolaborasi dengan sutradara Spike Lee di acara One-man touring.
Bersama mitra bisnis Alki David, ia membuat kebun ganja yang menghasilkan Rp 8 miliar per bulan - dengan resor seluas 418 hektar.
Tyson kini telah melunasi utangnya, dan memiliki kekayaan bersih sekitar Rp 42 miliar. Ia hidup lebih tenang dan kini bersiap naik ring lagi untuk pertandingan amal.
THE SUN
