TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif All England Club, Richard Lewis, mengatakan bahwa pembatalan turnamen tenis Wimbledon karena pandemi Covid-19 tidak akan berdampak besar terhadap tenis Inggris. Menurut dia, pembatalan turnamen tersebut juga tidak akan mengganggu aspek finansial di sektor olahraga tenis tersebut.
"Itu tidak akan berdampak sangat buruk. Jika Anda harus membatalkannya, senangnya ada asuransi. Kami masih berada dalam posisi yang sangat baik, kami sangat stabil secara finansial. Tenis Inggris akan cukup terlindungi," kata Lewis, yang akan berhenti sebagai CEO pada Juli mendatang, dikutip dari Reuters, Senin, 29 Juni 2020.
Grand Slam lapangan rumput tersebut dijadwalkan dimulai hari ini. Pembatalan Wimbledon ini adalah pembatalan pertama kalinya sejak Perang Dunia II. All England Lawn Tennis Club (AELTC) mengatakan rencana pengeluarannya pun tidak harus dikurangi.
Akan tetapi, Lewis menambahkan bahwa Wimbledon tidak akan punya asuransi serupa apabila pembatalan terjadi juga tahun depan. "Itu tidak mungkin dalam iklim saat ini. Ketika saya mulai pada 2012, ada beberapa tanda bahwa beberapa hal tidak dapat diasuransikan, karena penyakit menular yang sudah terjadi, seperti Sars dan flu babi," ujar dia.
Lewis menambahkan, "Segera setelah itu, Anda tidak bisa mendapat asuransi namun dalam waktu singkat setelah itu Anda bisa mulai memperoleh asuransi dan pasar kembali. Maka tidak akan ada asuransi tahun depan. Tapi hanya karena kami telah melakukan satu klaim, ini tidak akan mempengaruhi kami dalam jangka panjang."
Selain itu, US Open akan dilaksanakan sesuai jadwal mulai akhir Agustus nanti. Sementara French Open telah digeser ke akhir September 2020. Sally Bolton, yang akan menggantikan Lewis, mengatakan AELTC akan mempelajari semua yang mereka bisa dari turnamen.
"Kami mempunyai US Open dan Roland Garros yang digelar akhir tahun ini dan kami akan mencermati apa yang mereka lakukan, bekerja dengan kendala yang mereka hadapi dan mempelajari apa yang kami bisa," kata Bolton.