TEMPO.CO, Jakarta - Perang Twitter antara juara kelas berat WBC Tyson Fury dan Dillian Whyte meledak sejak akhir pekan lalu.
Fury menyatakan bahwa pesaingnya itu terkenal gara-gara dagunya dipukul Anthony Joshua hingga kalah TKO. Pertandingan pada 2015 itu merupakan satu-satunya kekalahan Whyte dalam kariernya.
Whyte membalas dengan mencuit bahwa Fury pernah dijatuhkannya dalam latih tanding di masa mereka masih satu sasana dulu.
“Dia sedang bersiap-siap untuk melawan David Haye. Pelatihnya saat itu sedang berusaha mencari lawan seperti Haye. Dia frustrasi hari itu karena saya terus memukulnya, melawannya dan menjatuhkannya," kata Whyte.
“Aku menjatuhkannya dua kali hari itu. Jadi dia frustrasi dan menangis."
"Dan kemudian pelatihnya meneriakinya, 'dengarkan, jika itu yang kamu lakukan, David Haye akan menjatuhkanmu jadi bangunlah dan lanjutkan'," kara Whyte.
Pertandingan pada 2013 itu batal karena Haye tiba-tiba menolak melawan Fury.
Whyte merupakan lawan wajib yang harus dihadapi Fury, jika ia menang melawan Deontay Wilder dalam pertarungan trilogi, Desember mendatang.
Whyte sendiri harus bertemu dengan lawan berbahaya Alexander Povetkin, 22 Agustus, sebelum bertemu Fury.
Promotor Eddie Hearn mengatakan, Whyte akan naik ring lebih dulu sebelum pertarungan unifikasi yang disepakati secara lisan antara Tyson Fury dan Anthony Joshua.
Menghadapi Alexander Povetkin, Whyte mengatakan, “Aku hanya berusaha. Dalam tinju kelas berat, tidak ada yang dijamin. Kami membuat langkah yang benar ke arah yang benar, semuanya berjalan baik."
TALKSPORT | BOXREC