TEMPO.CO, Jakarta - Mantan membalap Formula 1, Mark Webber, mengatakan bahwa hubungan Ferrari dan pembalapnya Sebastian Vettel seolah sudah berakhir seiring berjalannya musim balap 2020. Menurut dia, Vettel tidak menunjukkan gairah apapun ketika mengendarai mobil Ferrari pada seri pembuka di GP Austria pada akhir pekan lalu.
Webber mencurigai ketidakjelasan kontrak antara Ferrari dan Vettel turut berpengaruh pada performa keduanya. "Vettel tampak kosong setelah balapan di Austria. Hubungan keduanya sudah berakhir dan ketertarikannya seolah sudah hilang," kata dia, dikutip dari Motorsport, Rabu, 8 Juli 2020.
Sebastian Vettel mengalami balapan pertama yang sulit sejak mengkonfirmasi kepergiannya dari Ferrari pada musim depan. Ia bahkan harus absen pada kualifikasi ketiga pada hari Sabtu dan finis di urutan ke-10 pada Ahad lalu, setelah bentrokan dengan mobil pembalap Carlos Sainz di seri Formula 1 GP Austria. Adapun rekan satu tim, Charles Leclerc, harus memulai balapan dari urutan ketujuh ke urutan kedua.
Bagi Mark Webber, yang juga pernah satu tim dengan Vettel di Red Bull, "Sebastian berpakaian merah, dia mengendarai mobil merah Ferrari, tapi dia ada di sana untuk dirinya sendiri. Dalam beberapa skenario Anda berharap itu bisa berakhir sekarang. Dari perspektif yang dinamis, saya pikir Sebastian merasa kosong setelah balapan."
Webber menambahkan bahwa hasil dari GP Austria merupakan gambaran buruknya relasi Vettel dan Ferrari. "Jelas hubungan itu tidak sehat dan mereka pikir lebih baik tidak melanjutkan. Anda tidak bisa mengontrak seorang pembalap setengah-setengah. Ini bukan seperti kontrak berdurasi satu tahun, sementara Sebastian akan kembali kepada mereka dan menginginkan kesepakatan jangka panjang. Tapi itu bahkan tidak diajukan dan bukan sesuatu yang Ferrari tidak pertimbangkan."
Webber berharap Sebastian Vettel untuk menggantung helm dulu setelah musim Formula 1 berakhir. Ia menyarankannya untuk mengambil cuti musim depan untuk kembali pada 2022. "Kurasa dia belum berakhir. Saya pikir dia perlu mendapatkan energi dan menemukan kembali dirinya dan mencoba untuk mendapatkan energi itu kembali," kata Mark Webber.