TEMPO.CO, Jakarta - Petunju kelas berat asal Bulgaria, Kubrat Pulev, yakin bisa mengalahkan Tyson Fury setelah merebut sabuk juara milik petinju Inggris, Anthony Joshua. Ko-promotor asal Bulgaria, Ivan Gotzev, dikutip dari The Sun, Kamis, 8 Juli 2020, menganggap Pulev akan merebut sabuk Anthony dan menghancurkan The Gypsy King untuk menjadi juara dunia kelas berat yang tidak terkalahkan.
Sebelumnya, IBF telah menunjuk Kubrat Pulev sebagai penantang wajib Anthony Joshua untuk mempertahankan sabuk juara. Awalnya, duel Anthony dan Pulev berlangsung di Tottenham Stadium London, Inggris, pada Juni lalu. Namun, pertarungan tertunda akibat pandemi Covid-19. Di sisi lain, Arab Saudi mengajukan penawaran sebaga tuan rumah pertarungan unifikasi Joshua dan Tyson Fury pada Desember 2020.
Jika pertarungan itu terealisasi, pemenang duel Tyson Fury dan Anthony Joshua akan dinyatakan sebagai juara tidak terbantahkan atau undispute champion. Kubrat Pulev, yang mengetahui rencana itu, bernegosiasi untuk bisa bertarung melawan Joshua. "Kubrat berpikir, biarkan mereka melakukan semua perencanaan. Lalu biarkan aku bertarung dengan Tyson Fury. Karena mengalahkan AJ akan membuat podium yang bagus untuk pertarungan Tyson Fury," ujarnya.
Gotzev manambahkan bahwa dunia membutuhkan pertarungan yang cerdas dan maju. Sehingga, menurut dia, sudah seharusnya semua pihak memberikan kesempatan pada dua petarung itu bertemu di arena. "Mereka membutuhkan tontonan, pertempuran epik, dan sesuatu untuk mengalihkan pikiran Anda dari apa yang terjadi di seluruh dunia. Jadi kita akan memberi dunia kesempatan untuk melihat pertarungan oleh dua gladiator," ujar dia.
Gotzev pun mengkritik Anthony Joshua dan promotor Eddie Hearn. Ia menolak tuntutan agar pertarungan berlangsung di Inggris dan menawarkan pertarungan berlangsung di Kroasia. "Saya tidak berpikir mereka pernah ingin berada di mana pun di luar Inggris dan London. Saya benar-benar percaya bahwa sang juara, yang sangat saya hormati, telah berjuang karena fakta bahwa ia tidak terlihat sangat baik selama proses negosiasi," kata dia.