TEMPO.CO, Jakarta - Riddick Bowe masuk dalam jajaran atlet kondang yang terpuruk setelah pensiun. Ia pernah menjadi juara tinju dunia kelas berat, kaya raya dan dengan mudah berganti-ganti mobil mewah. Namun, usai pensiun ia jatuh miskin, sempat dipenjara, juga pernah menjadi sopir bus dan truk.
Bowie, yang kini berusia 52 tahun, menjadi juara sejati kelas berat pada 1992 setelah mengalahkan Evander Holyfied. Ia kemudian melepas sabuk juaranya sebagai protes karena dipaksa bertarung melawan Lennox Lewis. Sepanjang kariernya ia memenangi 43 dari 45 pertarungan dalam kariernya (33 KO) dan hanya kalah sekali saja.
Ketika masih aktif bertinju, ia bergelimang kekayaan. Rumahnya besar, dengan garasi dipenuhi mobil mewah. Setelah pensiun, kehidupannya terpuruk. Ia dipaksa mengajukan kepailitan.
Ia pernah mencoba mendaftar menjadi Marinir, tapi berhenti dari latihan saat baru tiga hari. Pada tahun 1998, ia mencoba menyelamatkan pernikahannya dengan menculik Judy, istrinya, dan kelima anak mereka. Lalu mengancamnya dengan pisau, borgol, selotip, serta semprotan merica sebelum memaksa mereka masuk ke mobilnya.
Selama kekacauan tersebut, Bowe juga menikam dada istrinya. Ia dijatuhi hukuman 18 bulan hingga dua tahun penjara. Pembelanya meminta hukuman ringan, dengan lasan kerusakan otak yang disebabkan oleh tinju, sehingga hukumannya dipotong menjadi hanya 30 hari. Namun pada saat naik banding itu kembali menjadi 17 bulan.
Bowe menyatakan dirinya bangkrut pada tahun 2005 sebelum kembali ke dunia tinju. Ia kemudian mencoba untuk membangun karier di arena gulat bebas untuk menopang hidup. Menjadi sopir bus dan truk juga ia lakoni demi bisa membayar biaya kehidupan sehari-harinya.
Kini, kepada Sun Sports, Bowe mengingatkan penerusnya di dunia tinju. “Kendalikan penghasilan dan pengeluaran Anda. Jika Anda tidak memiliki banyak pemasukan maka bersikaplah lebih konservatif,” kata dia.
“Belajarlah untuk tidak mengeluarkan uang terlalu banyak. Jangan mencoba membuat orang lain terkesan, jadilah dirimu sendiri dan hiduplah.”
“Sebagai seorang petinju, anda harus memiliki rumah, anda harus memiliki pelatih, anda harus membayar semua orang ini, dan anda harus memiliki seorang akuntan.”
“Alih-alih membangun rumah besar, hiduplah di rumah yang lebih kecil.”
“Jangan terbang dengan pesawat pribadi ketika anda bisa membawa mobil ke mana pun anda ingin pergi, jangan pergi ke kasino mewah jika tidak harus, jangan menginap di hotel besar ketika anda bisa tetap dalam hotel-hotel biasa.”
Bowe juga memperingatkan orang-orang seperti Tyson Fury dan Anthony Joshua terhadap penipu yang berpura-pura menjadi ahli keuangan. “Biasanya banyak petinju dimanfaatkan oleh orang-orang yang hanya ada untuk ketenaran dan kekayaan, mereka tidak peduli dengan petinju.”
“Sembilan puluh sembilan persen dari yang disebut pakar keuangan tidak memiliki pengalaman, mereka bahkan tidak memiliki seribu dolar untuk nama mereka,” kata Bowe. “Itu karena mereka hanya berusaha mencari uang dengan mengambil keuntungan dari petinju yang memungkinkan mereka masuk ke dunianya.”
“Miliki penasihat keuangan yang tepat dan jika anda ingin melangkah lebih jauh, miliki program pensiun,” kata dia lagi.
Bowe juga membeberkan pengalamannya sewaktu menjadi sopir bus dan truk. Dia mengaku menikmatinya. “Ya, saya terlibat dalam pengangkutan truk dan saya mengemudi sebentar. Saya menyukainya, itu sangat menyenangkan.”
“Saya benar-benar menikmatinya karena bisa pergi ke jalan raya. Saya senang mengendarainya dan membuat saya rileks.”
“Saya selalu menganggap diri saya sebagai tipe pria biasa. Saya duduk di rumah dan berpikir mengapa tidak memiliki karier baru?”
“Jadi saya mengejar itu (sopir) untuk beberapa waktu dan menikmatinya dan itu membantu pikiran saya untuk bebas tanpa kekhawatiran.”
Dalam kariernya, Bowie pernah dua kali menjadi juara tinju dunia. Selain pada 1992, ua juga kembali juara WBO pada 1995 dengan mengalahkan Herbie Hide. Setelah pensiun pada 1996, ia sempat dua kali kembali, pada 2004 dan 2008, tapi tak sukses.
THE SUN | FARID NURHAKIM