TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengecam pengeroyokan wasit dalam laga sepak bola antar kampung (tarkam) di Bekasi.
Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mengutuk keras peristiwa tersebut. Apalagi, kata dia tindakan itu terjadi di tengah pandemi virus corona yang belum reda hingga kini.
Menurut Gatot, sejumlah pihak harus bertanggung jawab terhadap kejadian itu. “Jangan karena bukan kompetisi resmi, mereka bebas saja dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut, karena pasti kan ada izin keramaian. Pihak Panpel (panitia pelaksana), polisi atau Pemda, harus bertanggung jawab,” ujar Gatot saat dihubungi, Senin, 13 Juli 2020.
Menurut Gatot, Kemenpora bersama sejumlah pengurus cabang olahraga sebelumnya telah bertemu dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam pertemuan itu disepakati protokol kesehatan yang harus dilalui sebelum menggelar pertandingan.
Khusus untuk pertandingan dengan kontak fisik, seperti sepak bola, seluruh pemain dan ofisial wajib melakukan rapid test sebelum bermain.
“Yang kami sesalkan, di lapisan atas, PSSI-nya sudah tertib, tapi di lapis bawah ini yang belum. Kejadian itu jadi pelajaran untuk tarkam mana pun untuk jangan melakukan hal yang sama. Melakukan prosedur kesehatan yang salah,” ujarnya.
Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Hasani Abdulgani, juga mengecam pengeroyokan itu. "Kegiatan itu di luar agenda resmi PSSI. tapi di luar itu, kami mengecam tindakan pengeroyokan karena itu tidak menunjukkan semangat fair play. Kami harap kejadian tersebut tidak terulang lagi," kata Hasani.
Berdasarkan foto yang diposting oleh akun Instagram Horab Podcast, pertandingan itu berlangsung pada Ahad, 12 Juli 2020 di Stadion Patriot Bekasi.
Di dalam foto terlihat beberapa pemain mengerumuni wasit yang tergeletak di tengah lapangan. Dari informasi yang dihimpun, wasit tersebut berlisensi C2 atau setingkat Provinsi. Tidak dijelaskan penyebab kejadian itu.