TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olimpiade Indonesia yakin kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 terbuka lebar karena selama ini negara di Asia Tenggara belum ada yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade.
"Ini sudah waktunya Asia Tenggara menjadi tuan rumah, di semua regional pada setiap kontinental sudah dapat satu kali tuan rumah," kata Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, Rabu, 15 Juli 2020.
Ia mengatakan KOI saat ini sedang menyusun program promosi untuk mendukung pencalonan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Program itu bakal dikomunikasikan bersama Kemenpora dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Ke depan kami bakal berkomunikasi untuk menyiapkan materi komunikasi kepada dunia bahwa Indonesia siap menjadi penyelenggara Olimpiade 2032," kata Oktohari.
Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) ini yakin Indonesia mampu memperoleh kepercayaan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Menurut dia, dua pesaing terkuat yakni Jerman dan Australia sudah pernah menjadi tuan rumah.
Selain faktor perwakilan dari Asia Tenggara, Oktohari menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menjadi pendukung. Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menarik perhatian dunia internasional.
"Sudah menjadi rahasia dunia bahwa perkembangan ekonomi Indonesia akan mencapai puncak pada masa di 10-15 tahun ke depan. Di Indonesia juga bakal ada bonus demografi, dan itu juga bakal dicapai dalam 10-15 tahun ke depan," kata dia.
Pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032, kata Oktohari mendapat respon positif di jajaran pengurus IOC. "Kenapa karena mereka cukup intensif menanyakan persiapan dan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Komunikasi ini tidak putus sampai hari ini," ungkap dia.
Oktohari mengatakan telah bekerja sama dengan konsultan yang rutin berkomunikasi dengan IOC. Ia pun bakal mengagendakan bertemu dengan IOC jika pandemi virus corona atau Covid-19 telah mereda. "Dalam kesempatan pertama jika memungkinkan saya bakal terbang bertemu dengan IOC," kata dia.