TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Ducati MotoGP, Andrea Dovizioso, mengaku tidak lagi mengalami rasa sakit di tulang selangka dalam sesi tes balap di Sirkuit Jerez, Spanyol, Rabu 15 Juli 2020. Ia menyatakan telah cukup bugar seusai menjalani operasi tulang selangka yang patah akibat balapan motorcross di Italia, akhir Juni lalu.
"Kondisi fisik saya sangat bagus. Dalam dua minggu, kami bekerja dengan sempurna. Orang-orang di sekitar saya melakukan pekerjaan yang sempurna. Saya sudah memulihkan tulang selangka satu hari setelah operasi karena saya bisa beradaptasi," ujar dia, dikutip dari Motorsport, Kamis, 16 Juli 2020.
Pada sesi tes perdana Sirkuit Jerez, kemarin, Dovizioso melakukan 49 putaran di trek sepanjang 4,4 kilometer itu. Dovizioso mengatakan satu-satunya rasa sakit yang dia alami adalah tekanan terhadap kulit yang tersayat karena operasi. “Saya tidak merasakan sakit aneh saat mengendarai. Saya agak penasaran kekuatan yang kami miliki, Anda tidak pernah tahu sampai Anda mencoba salah satu motornya. Tapi semuanya bekerja dengan baik," ucapnya.
Andrea Dovizioso menambahkan, "Aku sedikit berjuang tentang rasa sakit di mana luka itu ada, di mana kulit mendorong pada titik operasi itu. Tapi bukan di tulang selangka. Jadi, saya cukup senang tentang hal itu dan mendapatkan konfirmasi dari tim medis.”
Dovizioso mengatakan masih berjuang untuk beradaptasi dengan ban belakang baru motornya dari pabrikan Michelin. Menurut dia, strategi penggunaan ban akan sangat berpengaruh pada hasil balapan musim ini. "Jadi ini bukan hanya perubahan kecil, karena ketika Anda mengganti casing, ini bukan tentang karet ban, tetapi juga ukurannya yang lebih besar. Cara Michelin membuat ban itu, saya pikir potensinya akan membuat perbedaan," kata dia.
Dovizioso mengatakan tidak begitu bahagia dengan hasil tes perdana MotoGP. Menurut dia, catatan waktunya belum menjadi yang tercepat. “Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan, tetapi melakukan tes hari ini sangat membantu kami. Di Qatar kami siap bertarung untuk mendapatkan podium, tetapi setiap trek berbeda, terutama karena faktor remperatur," kata dia.