TEMPO.CO, Jakarta - Bek Tottenham Hotspur, Danny Rose, mengaku sering dihentikan polisi ketika sedang menyetir mobil mewahnya. Dia diinterogasi dengan berbagai pertanyaan menyakitkan, seperti itu mobil siapa atau ada laporan mobil seperti yang ia bawa telah dicuri.
Rose, yang kini dalam status dipinjamkan ke Newcatle, menduga hal itu dilakukan polisi karena ia berkulit hitam. Sebenarnya ia sudah kenyang dengan perlakukan rasisme di lapangan atau di tempat lain.
Terakhir saat bermain untuk Inggris di Montenegro pada Maret 2019, dia juga menderita yang sama saat memperkuat timnas Inggris U-21 dalam pertandingan di Serbia pada Oktober 2012.
Setelah insiden di Montenegro, ia sempat berpikir untuk gantung sepatu karena sangat muak dengan rasisme dan tanggapan pihak berwenang terhadapnya.
Rose mengaku diperlakukan tidak adil oleh polisi sejak berusi 15 tahun dan terus berlanjut sampai sekarang saat sudah berusia 30 tahun. “Teman-teman saya banyak yang melihat ketika itu terjadi," katanya pada acara podcast Second Captains, yang disiarkan Minggu, 2 Agustus 2020.
“Terakhir kali, minggu lalu, ketika saya baru saja berada di rumah ibu saya, saya berhenti di tempat parkir dan mesin mobil mati. Polisi berhenti dan mereka membawa sebuah van antihuru-hara, tiga mobil polisi dan mereka menanyai saya. Mereka mengatakan mendapat laporan bahwa mobil saya jalan ugal-ugalan."
“Jadi saya merasa, 'Oke, jadi mengapa itu menjadi mobil saya?' Saya mengeluarkan ID saya dan mereka memeriksa dengan ketat. Itu hanya salah satu. Apa yang saya dapat? Lima belas tahun ini terjadi di dalam dan di luar lapangan dan tidak ada perubahan apa pun."
Rose menggambarkan dihentikan oleh polisi sebagai kejadian biasa. “Setiap kali, pertanyaannya:‘ Apakah mobil ini dicuri? Darimana Anda mendapatkan mobil ini? Apa yang kamu lakukan di sini? Bisakah Anda membuktikan bahwa Anda membeli mobil ini? "
Dia mengatakan ada juga insiden ketika dia bepergian dengan kereta api. “Terakhir saya naik kereta, petugas berkata: 'Apakah kamu tahu ini kelas satu?' Saya katakan: 'Ya, kenapa?' Mereka meminta untuk melihat tiket saya dan saya menunjukkan kepada wanita itu dan - ini bukan bohong - dua orang, orang kulit putih, berjalan setelah saya dan dia tidak mengatakan apa-apa. Saya bertanya: 'Apakah Anda tidak akan meminta tiket mereka?' Dan dia hanya berkata: 'Ah tidak, tidak perlu.'
"Orang mungkin berpikir itu terjadi tetapi bagi saya itu adalah rasisme. Ini adalah hal-hal yang harus saya alami, dihentikan sepanjang waktu dan ditanya apakah saya tahu ini kelas satu dan untuk menunjukkan tiket saya. ”
Rose mengatakan dia telah lelah oleh rasisme dan ragu hal itu dapat berubah. "Ini adalah kehidupan sehari-hari bagi saya, tetapi saya merasa malu untuk mengeluh atau mengungkitnya ketika Anda melihat insiden di Amerika di mana seorang pria, seorang pria kulit hitam, kehilangan nyawanya di tangan orang-orang yang seharusnya melindungi dan melayani," katanya, mengacu pada kematian George Floyd."
"Saya menyerah dengan harapan bahwa segala sesuatunya akan berubah karena itulah mentalitas beberapa orang terhadap rasisme,” kata Rose.
GUARDIAN | DAILY STAR