TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyoroti pentingnya anggaran khusus yang dialokasikan untuk pembinaan atlet usia dini. Menurut dia, alokasi anggaran khusus itu bertujuan untuk prestasi maksimal di Olimpiade 2032.
Dalam webinar bertajuk Akselerasi Penyiapan Atlet Usia Dini Road to Olympic dan Paralympic Games 2032 bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga di Jakarta, Oktohari menilai bahwa anggaran saat ini masih berfokus kepada atlet elite saja “Tantangan masih di sekitar anggaran. Selama ini anggaran lebih banyak diberikan untuk atlet elite,” kata dia, Selasa, 11 Agustus 2020.
Ia berharap pemerintah bisa mulai mempersiapkan program khusus yang memang mengarah kepada Olimpiade, khususnya Olimpiade 2032, yang kemungkinan diselenggarakan di Indonesia. Tak hanya anggaran, kata dia, pemerintah perlu menyediakan fasilitas, sarana dan prasarananya.
Oktohari mengatakan pembinaan tersebut penting untuk atlet muda dengan rentang usia 13-17 tahun sehingga bisa mencapai performa puncaknya di usia 23-27 tahun. “Harapannya di 2030 kita punya atlet usia emas sehingga tidak hanya lolos kualifikasi, tetapi juga bisa jadi juara,” kata dia.
KOI juga, lanjut Okto, mendukung penuh grand design olahraga gagasan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Dia yakin dengan rancangan tersebut, Indonesia bisa dengan mudah menjaring atlet berkualitas melalui pembinaan sejak usia dini yang dilakukan terstruktur dan berkesinambungan.
“Kami sangat setuju dengan grand design sehingga setiap Olimpiade tidak by accident. Jadi ketika atlet sudah siap, langsung bisa didistribusikan ke negara," tuturnya. Para atlet yang didapatkan bukan dadakan, tetapi by design. Semoga bisa ada kegiatan scouting (pencarian bakat), baik untuk cabor unggulan maupun tidak.”