TEMPO.CO, Jakarta - Pemuncak klasemen umum MotoGP Fabio Quartararo tak yakin bisa menjadi menjadi juara pada dua seri balap MotoGP Austria dan MotoGP Styrian di Sirkuit Red Bull Ring, akhir pekan ini. Menurut dia, Red Bull Ring adalah salah satu sirkuit yang paling tidak ramah Yamaha karena sifat akselerasinya yang tinggi.
Pada sesi latihan pertama di Austria, pembalap Petronas Yamaha SRT itu memiliki akselerasi 6-12 km/jam lebih lambat daripada motor milik tim Ducati yang melewati alat pengukur kecepatan. Belum lagi, seperti yang dilaporkan Motorsport, bahwa para pembalap Yamaha harus mematikan mesin karena masalah keandalan. Quartararo, yang berhasil finis di tempat ketiga tahun lalu, berada 0,010 detik dari pembalap tercepat dari KTM Pol Espargaro.
Meski begitu, ia mengaku senang dengan catatan waktu di sesi latihan tersebut. Menurut dia, timnya perlu mengakali sifat trek yang tidak ramah itu untuk berakselerasi. “Untuk ban, saya pikir akan lebih baik, jauh lebih baik daripada di Brno karena sebenarnya di FP1 kami melakukan kesalahan, saya lupa menukar mesin dan itu adalah kesalahan,” katanya.
Baca juga : Jadwal MotoGP Austria Sabtu Ini: Rossi Kejar Posisi Start Lebih Baik
“Performa masih lumayan, kami membuat satu menit 25,1 detik di trek yang menyulitkan kami. Selain itu, setting motor pagi ini tidak terlalu bagus. Sebenarnya, saya tidak begitu senang hari ini tapi saya rasa saya senang karena saya tahu kondisi motornya tidak terlalu bagus. Saya bisa bahagia besok, kami memiliki lebih banyak hal untuk dicoba. Tapi, tentu saja, kami tidak bisa mengatakan bahwa kami di sini untuk memperjuangkan kemenangan," ujar Fabio Quartararo.
Fabio Quartararo menambahkan, “Saya akan melakukan yang terbaik, membawa poin semaksimal mungkin dan tiba di Misano untuk empat balapan berturut-turu. Itu akan menjadi trek yang bagus bagi kami.”
Quartararo mungkin merasa tertekan dengan situasi mesin Yamaha. Namun, ia masih berharap bahwa Yamaha memberikan kekuatan lebih pada mesin motornya. Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Valentino Rossi juga mengalami masalah yang sama, tetapi pembalap bernomor 46 itu memodifikasi sendiri motornya untuk keluar dari masalah tersebut.
“Kecepatan tertinggi bagi kami selalu menjadi titik lemah. Di atas kertas, trek ini sulit karena semua lintasan lurus sangat panjang dan kecepatan kami sangat rendah. Jadi, sepertinya motor kami memiliki poin kuat lainnya, tetapi kami menderita untuk mencapai kecepatan tertinggi," ujar Valentino Rossi.