TEMPO.CO, Jakarta - Tour de France 2020 menampilkan 22 tim yang bertarung dalam 21 etape mulai besok di Nice, Sabtu, 29 Agustus 2020. Pembalap terbaik dunia akan tampil di bawah protokol kesehatan yang ketat.
Sejak digelar pada 1903, lomba ini menjadi etalase bagi produsen sepeda dan sponsor untuk memamerkan produk terbaru mereka. Berbagai teknologi terkini juga diyakini ikut membantu pembalap menjadi yang tercepat.
Tahun ini, sepertinya tidak banyak teknologi canggih baru diperkenalkan. Meski begitu, sejumlah produsen sepeda dan peralatannya akan memperkanalkan produk kereta angin teranyar mereka seperti Specialized, BMC, Merida, Factor, dan Trek.
Namun, tidak ada yang baru di bagian depan groupset kelas atas sejak SRAM AXS pada awal 2019. Sejauh ini, belum ada klaim berbunyi seperti "menghemat 3 detik dengan kecepatan 55 km perjam" yang melekat pada peluncuran ban baru.
Tahun lalu, ada satu atau dua sepeda baru dengan fitur aero, seperti Scott Addict dan Wilier Zero SLR. Setidaknya ada sepeda baru Specialized Tarmac SL7, jadi aero sehingga Spesh’s Venge terangkat.
Namun produk 2019 yang masih patut diperhitungkan saat ini termasuk Trek Emonda, Cannondale SuperSix EVO, dan BMC Teammachine.
Di sisi lain, Merida Reacto terbaru mengurangi bobot meski sudah berbentuk sepeda aero, begitu juga dengan sepeda aero Trek Madone SLR yang dibuat lebih ringan dari sebelumnya.
Faktanya, pilihan aero lama versus sepeda ringan, bergantung pada etape, tidak akan menjadi masalah bagi banyak tim tahun ini dan Anda dapat melihat banyak pengendara mengendarai model sepeda yang sama selama Tur.
Ada lebih banyak sepeda yang dilengkapi Shimano di Tour tahun ini, dengan hanya tiga dari 22 tim yang memakai kit Campagnolo dan dua memakai SRAM.
Meskipun Shimano tidak tertandingi dalam hal groupset 12 kecepatan, Bikradar.com menyebutkan mereka sedang menyiapkan sproket ekstra tetapi belum muncul dalam lomba tahun ini.
Balapan sebelum Tour de France biasanya digunakan sebagai tempat pengujian kit baru, sebelum merek meluncurkannya di Tour. Dengan kelangkaan balapan tahun ini dan Tur juga diundur, sebagian besar teknologi baru sudah diluncurkan seperti Canyon Aeroad dan Factor Ostro baru di Critérium du Dauphiné.
Akankah kita melihat lebih banyak dari keduanya di Tur? Dan akankah kita juga melihat beberapa pembalap di groupset Dura-Ace baru di Prancis?
Rem cakram atau rem pelek
Rem cakram mungkin mulai digunakan tim pro tetapi pembalap Ineos tetap teguh pada rem pelek. Namun, dengan banyak sepeda yang baru diluncurkan tahun ini hanya menyediakan kerangka khusus cakram - dan masih melewati batas bobot 6,8 kg UCI - keseimbangannya beralih ke rotor.
Para profesional di banyak tim tidak akan memiliki pilihan apakah mereka menggunakan rem cakram atau rem pelek tahun ini, dengan orang-orang seperti Deceuninck-QuickStep yang disponsori berkomitmen sepenuhnya pada rem cakram.
Namun, beberapa merek masih menawarkan model pelek dan rem cakram atau, dalam kasus Team Ineos, hanya rem pelek. Dan nyatanya mereka selalu menang.
Nah, tim yang bermarkas di Inggris ini telah mendominasi edisi terbaru Tour tetapi tantangan terbesar mereka tahun ini bisa datang dari Jumbo-Visma .
Perbedaan lain ada pada pilihan ban. Diperkenalkannya ban tubeless tidak lantas menghentikan penggunaan ban tubular.
Sebagian besar pembalap pro masih fanatik dengan model tubular, meskipun ban jenis ini rumit pemasangannya karena harus dilem di pelek.
Seperti rem cakram, ban tubeless juga lebih banyak digunakan pengguna sepeda di jalan saat ini. Apakah tim balap sepeda profesional akhirnya juga akan beralih? kita tunggu saja.
BIKE RADAR