TEMPO.CO, Jakarta - PSSI berkukuh untuk melanjutkan kompetisi Liga 1, pada 1 Oktober mendatang. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, kelanjutan kompetisi, bisa menjadi pembawa pesan ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah mulai beradaptasi dan belajar dengan situasi kenormalan baru melalui sepakbola. Ia ingin dunia sepakbola tetap produktif di tengah pandemi.
"Tentu ada fase-fasenya yang paling penting mematuhi protokol kesehatan, kami sudah melakukan rapat dengan Komite Eksekutif dengan pihak terkait yakni asosiasi pelatih dan asosiasi pemain, dan klub liga 1 dan 2, dan sepakat kita melanjutkan kompetisi liga 1 dan 2 yang sempat berhenti karena covid," kata Iriawan dalam diskusi secara virtual, Selasa, 8 September 2020.
Baca juga : Liga 1 2020: PT LIB Targetkan Regulasi Baru Rampung Sebelum 18 September
Sebelumnya, PSSI akan menggulirkan kembali Liga 1 secara terpusat di Pulau Jawa. Sejumlah klub menggunakan Yogyakarta dan Malang sebagai kandang. Iriawan menyebutkan, jika kompetisi berhenti selama setahun, satu generasi pemain nasional berpotensi hilang. Selain itu, PSSI juga punya pengalaman diskors oleh FIFA ketika tak ada kompetisi yang berakibat buruk bagi sepakbola Indonesia di mata internasional. Sepakbola nasional pun mendapat imbas.
Mantan Kepala Polda Metro Jaya itu berharap kompetisi yang digelar bisa bedampak bagi kepentingan Timnas Indonesia. Sebab, menurut dia, kalau tak ada kompetisi, timnas pun akan kesulitan menjaring pemain. "Memang ada pemusatan latihan, tapi beda dengan kompetisi. Tentunya dengan berkompetisi, kualitas para pemain akan terjaga," ujarnya. Pemain muda yang belum terpilih untuk mengikuti pemusatan latihan timnas U-19 bisa berkompetisi terlebih dulu di liga.
Baca juga : Hadapi Kroasia Selasa Malam Ini, Timnas U-19 Waspadai Skema Bola Mati
Menurut Iriawan, rencana kembali mengelar kompetisi sudah dikomunikasikan dengan AFC dan FIFA. Pemusatan latihan yang berlangsung di Krosia diikuti 29 pemain. Dengan adanya kompetisi, Shin Tae-yong masih punya ruang memilih pemain baru. "Tim ini belum baku masih bisa keluar masuk," ucap dia..
Yang terpenting, menurut Iriawan, kelanjutan Liga 1, bisa meminimalisasi kerugian finansial selama kompetisi terhenti. Berdasarkan kajian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, misalnya, bakal perputaran dana sebanyak Rp 3 triliun jika kompetisi kembali bergulir. "Kau ada kompetisi bakal ada akomodasi, transportasi, komsumsi, dan UMKM, staf bisa hidup semua, Ini salah satunya," kata dia.