TEMPO.CO, Jakarta - Naomi Osaka sukses menjuarai US Open 2020 setelah mengalahkan Victoria Azarenka di Flushing Meadows, New York, Ahad WIB. Ia merengkuh trofi turnamen grand slam berkat kemenangan 1-6, 6-3, 6-3.
Dengan keberhasilan itu Naomi Osaka sekaligus mengukuhkan diri sebagai penguasa baru arena tenis putri. Dalam mencapai posisi itu, ia juga menunjukkan diri sebagai petenis yang peduli pada masalah sosial.
Gelar US Open itu diraih Osaka dalam senyap. Tidak seperti kemenangan pertama petenis Jepang itu pada US Open 2018, atas Serena Williamsm yang dimainkan di Stadion Arthur Ashe yang gegap gempita, drama Sabtu malam tadi berlangsung di arena yang sepi. Protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19 yang ketat mencegah penonton memasuki Billie Jean King National Tennis Center.
Namun minimnya hingar bingar penonton di seantero tribun tidak menghentikan kedua mantan petenis nomor satu dunia itu untuk menampilkan permainan tenis yang memukau.
Itu kedua kalinya dalam dua pekan terakhri Azarenka sang juara dua kali Australia Open dan Osaka bertemu dalam final. Keduanya bertemu dalam final Western and Southern Open pada 29 Agustus namun Osaka mundur karena cedera hamstring.
"Saya sebenarnya tak mau lagi melawan Anda di final," kata Osaka kepada Azarenka sambil tersenyum saat seremoni piala.
"Saya tak begitu menikmatinya. Bagi saya ini pertandingan yang sangat berat."
"Dan ya, sungguh menginspirasi saya karena saya biasa menonton Anda bermain di sini ketika saya masih muda jadi punya kesempatan bermain melawan Anda adalah benar-benar hebat dan saya belajar banyak."
Seremoni penyerahan piala menunjukkan semua orang harus mematuhi tindakan pencegahan selama era COVID-19. Kedua finalis itu pun sampai harus mengambil hadiah masing-masing dari meja yang diletakkan di lapangan, sementara semua orang berdiri sambil menjaga jarak sosial selama sesi wajib foto.
Seperti yang sudah dia lakukan dalam setiap pertandingan selama dua pekan terakhir, Osaka muncul di lapangan dengan paha kiri terikat dan masker wajah bertuliskan nama-nama warga kulit hitam yang menjadi korban kebrutalan polisi atau ketidakadilan rasial di AS.
Untuk partai final dia mencantumkan nama Tamir Rice, seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun yang ditembak oleh polisi pada 2014 saat bermain dengan pistol mainan di playgound.
Baca Juga: Naomi Osaka, Juara US Open dan 7 Nama Korban Ketidakadilan Rasial di Maskernya
Osaka telah menggantikan Serena Williams sebagai atlet tenis berpenghasilan terbanyak.Ia juga menampilkan diri sebagai petenis yang sangat peduli pada masalah sosial.
Setelah Amerika Serikat diguncang kerusuhan setelah pria kulit hitam Jacob Blake ditembak oleh polisi di Kenosha, Wisconsin tiga pekan lalu, Osaka menyatakan mundur dari semifinal Western and Southern Open sebagai unjuk protes.
Tour tenis putra dan putri meresponnya dengan menunda semua pertandingan yang dijadwalkan berlangsung pada hari protes selama 24 jam dan membujuk Osaka agar mengikuti pertandingan yang sudah dijadwal ulang.
Osaka akhirnya tampil lagi. Tapi, dengan sikapnya, petenis berusia 22 tahun itu sudah ikut membuka mata dunia soal masalah sosial yang jadi keprihatinannya.