TEMPO.CO, Jakarta - Kejuaraan bulu tangkis beregu, Piala Thomas dan Piala Uber, diragukan setelah beberapa negara memutuskan untuk menarik diri karena pandemi. Pemain dan beberapa tim menyatakan keprihatinan tentang jaminan keselamatan dan kesehatan selama turnamen tersebut.
Piala Thomas dan Piala Uber rencananya akan berlangsung di Denmark, Oktober mendatang. Kejuaraan ini akan menjadi turnamen internasional pertama sejak pandemi menghentikan semua kejuaraan bulu tangkis pada Maret lalu.
Namun, Indonesia, 13 kali juara Piala Thomas, dan Korea Selatan menyatakan mundur pada akhir pekan lalu. Dua negara tersebut menyusul keputusan Thailand, Australia dan Taiwan yang juga menarik diri akibat ketidakpastian pandemi dan minimnya waktu persiapan. Cina dan Jepang masuk di antara tim yang belum mengumumkan penarikan, sejumlah pemainnya ragu untuk tampil.
Baca juga : Usai Mundur dari Piala Thomas dan Uber, PBSI Juga Batalkan Pengajuan Tuan Rumah
"Jika tren penarikan terus berlanjut, saya pikir Federasi Bulu Tangkis Dunia, BWF, memiliki dua opsi. Satu membatalkan. Kedua adalah menunda putaran final di kemudian hari," kata Sekretaris Umum Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia, Kenny Goh, kepada AFP, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 14 September 2020.
Bintang bulu tangkis India Saina Nehwal, yang akan bermain di kejuaraan, juga mempertanyakan kesiapan Piala Thomas dan Piala Uber. Ia bertanya-tanya apakah melanjutkan turnamen dengan beberapa negara yang mundur adalah ide yang bagus. "Apakah cukup aman untuk mengadakan turnamen ini selama ini ?" kata dia melalui akun media sosialnya.
Alternatif untuk membatalkan acara 3 Oktober hingga 11 Oktober akan menjadi pukulan besar bagi kembalinya turnamen bulu tangkis. Piala Thomas - Piala Uber adalah acara terbesar yang tersisa di kalender tahun ini setelah Olimpiade Tokyo ditunda pada 2021. Dua turnamen lainnya akan digelar di Denmark setelah Piala Thomas dan Uber. Setelah itu, meski belum diumumkan, tiga turnamen di Asia juga akan digelar setelah 10 November.