TEMPO.CO, Jakarta - Hasil balapan seri MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Ahad lalu, membuat Andrea Dovizioso merasa aneh. Menyelesaikan balapan di posisi ketujuh, ia menyalip posisi pembalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo di puncak klasemen pembalap MotoGP 2020. Ia merasa aneh karena keunggulan di klasemen didapatkan ketika ia sedang berjuang menemukan performa terbaik Ducati GP20.
"Itu adalah balapan yang sulit. Saya memulai dari belakang, saya berjuang keras untuk menemukan ritme di awal balapan. Saya masih tidak bisa sekompetitif yang saya inginkan dengan ban dan gaya membalap yang saya selalu lakukan. Gaya balapan yang diadopsi pada tahun-tahun terakhir tidak berfungsi sekarang," kata Dovizioso, dikutip dari Crash, Selasa 15 September 2020.
Baca juga : VR46 Academy, Tempat Asah Skill dan Mental Pembalap Muda, Milik Valentino Rossi
Sepanjang musim MotoGP 2020, lima pembalap berbeda telah menjadi juara dalam enam seri yang telah dijalani. Andrea Dovizioso adalah salah satunya ketika ia memenangi MotoGP Styria. Dovizioso datang ke San Marino dengan selisih tiga poin di bawah keunggulan Quartararo. Kini, ia unggul enam poin di atas Quartararo setelah balapan di Misano. Franco Morbidelli, rekan satu tim Quartararo, menjadi juaranya.
Meski menjadi pemuncak klasemen, Dovizioso seharusnya waspada dengan seri balapan yang tersisa. Ia menghadapi masa kritis dengan mengatakan bahwa dirinya sedang menemukan ritme balapan bersama motornya, GP20. “Untungnya, Selasa ini, kami akan menjalani hari pengujian di Misano, yang akan sangat penting untuk mencoba menyelesaikan aspek yang bermasalah ini. Kejuaraan tahun ini aneh dan sekarang kami memimpin klasemen," ujar dia.
Pembalap Ducati itu meneruskan, “Kami harus melihat sisi positif dari situasi saat ini dan terus bekerja, mengerahkan semua upaya kami untuk kembali lebih kuat di balapan berikutnya. Saya mengucapkan selamat kepada Pecco atas penampilannya yang luar biasa." Francesco Bagnaia, dari Pramac Ducati, berhasil mendapatkan podium kedua di seri Misano.