TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Ducati Andrea Dovizioso mengakui konsistensinya tidak akan cukup untuk memenangi gelar MotoGP 2020. Meski memuncaki klasemen pembalap sementara, ia merasa kecepatan motor Ducati GP20 masih kurang bagus.
Selain itu, Dovizioso juga mengaku kesulitan sepanjang akhir pekan MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Ahad lalu. Ia mengakhiri balapan di urutan ketujuh. Jatuhnya Fabio Quartararo membuatnya memimpin enam poin di papan klasemen.
Performa Dovizioso pada tahun 2020 sangat tidak konsisten. Setelah meraih podium ketiga di MotoGP Spanyol dan kemenangan di MotoGP Austria, ia hanya meraih posisi keenam dan ke-11 di MotoGP Republik Ceko dan MotoGP Andalusia. Ia meyakini ketidakkonsistenan itu akibat konstruksi ban Michelin 2020 yang tidak sesuai dengan gaya membalap Dovizioso di Ducati.
Baca juga : Pimpin Klasemen Pembalap MotoGP, Andrea Dovizioso Malah Merasa Aneh
Terlepas dari hambatan itu, sejumlah kalangan memasukan Dovizioso sebagai salah satu favorit untuk merebut gelar juara MotoGP 2020. Kekuatannya, pengalamannya di kelas utama dalam situasi ini di tengah seri balapan yang tidak dapat diprediksi. Selain itu, pembalap asal Italia itu satu dari hanya empat pembalap yang sejauh ini belum pernah mengalami insiden jatuh.
Namun, Dovizioso tidak melihatnya semudah itu. Ia mengakui konsistensi dan pengalamannya tidak akan cukup untuk mempertahankan posisinya di puncak klasemen hingga akhir tahun. "Pasti, tapi ini terjadi setiap tahun," kata Dovizioso ketika ditanya apakah konsistensinya akan menjadi kunci dalam perebutan gelar, dikutip dari Motorsport, Selasa, 15 September 2020.
Baca juga : MotoGP San Marino : Andrea Dovizioso Percaya Diri, tapi Tetap Gelisah
Andrea Dovizioso meneruskan, "Ini adalah pendekatan saya dan berhasil untuk kejuaraan. Ini adalah satu hal positif bagi saya. Tetapi ini tidak cukup, itu tidak akan cukup karena dengan kecepatan ini Anda tidak dapat bertarung hingga akhir kejuaraan. Jadi, ini sesuatu yang bagus untuk dimiliki, tapi itu tidak cukup."
Dovizioso menjelaskan bahwa kondisi setiap seri balapan tahun ini terus berubah. Ia mencontohkan bahwa tim KTM mengalami kegagalan di Sirkuit Misano, seusai tampil brilian dalam dua balapan di Red Bull Ring, Austria. "Jadi, ini adalah keseimbangan ban dan setiap balapan Anda bisa sangat cepat atau lambat karena bannya berbeda. Karakteristik ban adalah cerita lain," ujarnya.
"Dulu Anda harus mengerem, melakukan beberapa manuver untuk menghilangkan sedikit beban dari depan dan memperlambatnya di tikungan. Sekarang Anda memiliki lebih banyak cengkeraman di bagian belakang, jadi Anda harus masuk ke sudut tikungan dengan memiliki kecepatan. Jadi, sulit membuat kecepatan di tengah tikungan," kata Andrea Dovizioso.