TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Piala Dunia U-20, yang akan digelar Mei-Juni 2021, PSSI getol mencari pemain yang masih memiliki hubungan darah dengan Indonesia, baik itu dari ayah atau ibunya. Namun, untuk periode kepengurusan Mochamad Iriawan, PSSI lebih mementingkan pemain muda (di bawah umur 20 tahun) agar bisa ditampilkan di Piala Dunia 2020 di Indonesia.
Salah satu pemain yang mencuat ialah bek Fiorentina Kevin Diks Bakarbessy. Dia adalah pemain Belanda keturunan Indonesia (Maluku)yang berasal dari kakek dan neneknya.
"Mamaku berasal dari Indonesia. Nama belakangnya Bakarbessy. Opa dan oma saya dari Indonesia. Mereka pergi ke Belanda di usia lima atau enam tahun," kata Diks, seperti dikutip laman PSSI.
PSSI pun tertarik dan kemudian menelusuri silsilah Diks termasuk umurnya saat ini kepada agen sang pemain di Belanda. Hasilnya pemain kelahiran Apeldoorn, Belanda 6 Oktober 1996 ini sudah berusia 23 tahun.
''Usia yang tidak mungkin kita masukkan ke dalam skuad timnas Indonesia di Piala Dunia 2021. Karena kita mencari pemain yang masih berumur 18 dan 19 tahun,'' kata Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Tidak hanya itu, Kevin Diks ternyata pernah bermain untuk timnas Belanda saat berumur 21 tahun. Artinya pintu tertup baginya untuk membeli Indonesia. Pasal 5 Ayat 2 Statuta FIFA menyebutkan, seorang pemain yang pernah membela sebuah negara pada kompetisi resmi FIFA tidak berhak untuk membela asosiasi lain pada pertandingan internasional.
Dalam Statuta FIFA tentang status pemain yang berganti asosiasi disebutkan bahwa pemain hanya boleh sekali berganti kewarganegaraan sehingga dia diperkenankan membela negara lain dalam pertandingan internasional.
Dalam Statuta FIFA tentang status pemain yang berganti asosiasi disebutkan bahwa pemain hanya boleh sekali berganti kewarganegaraan sehingga dia diperkenankan membela negara lain dalam pertandingan internasional. Itu pun ada syarat yang harus dipenuhi. Pemain tersebut tidak pernah bermain di pertandingan resmi Level A bersama asosiasi sebelumnya, termasuk hanya sebagai pengganti. Apabila dia pernah bermain untuk negara lain, dia tidak berhak bermain lagi untuk asosiasi barunya.
''Ini yang pernah dialami Ezra Walian sehingga gagal melakoni pertandingan-pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2020. Ezra tidak bisa memperkuat Indonesia karena dia pernah bermain di timnas Belanda di level yunior pada kompetisi resmi UEFA,'' imbuh Yunus Nusi.
Ezra Walian tercatat pernah membela timnas U-17 Belanda pada pertandingan kualifikasi Piala Eropa U-17 2014. Berdasarkan data situs web Transfermarkt, pemain kelahiran 22 Oktober 1997 itu telah bermain dua kali. Pada pertandingan versus San Marino, 19 Oktober 2013, Ezra tampil selama 40 menit. Dia mencetak 5 gol saat Belanda menang 12-0. Tiga hari berselang, Ezra dimainkan pada pertandingan versus Georgia. Dia bermain 54 menit, tapi tak mencetak gol.