TEMPO.CO, Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat menyampaikan harapannya kepada ketua umum dan kepengurusan baru PBSI terpilih di masa mendatang. Ia berharap agar ketua umum PBSI berfokus melakukan pembinaan di daerah.
“Desentralisasi pembinaan di daerah, khususnya di luar Jawa baik berbentuk pusdiklat bulu tangkis maupun pelatwil harus dibentuk dan dibiayai oleh PBSI secara mandiri,” kata Taufik dalam siaran pers yang diterima, Ahad, 27 September 2020.
Menurut Taufik, masalah pembinaan atlet di bawah kepengurusan PBSI saat ini, yang dipimpin Wiranto, belum digarap maksimal. Bahkan, menurut dia, belum merata antara daerah dan kota-kota besar. Fasilitas di daerah, kata dia, juga penting diperhatikan oleh PBSI agar kualitas prestasi bulu tangkis di Indonesia tidak lagi timpang.
Pembenahan prestasi di daerah, Taufik menambahkan, membuat tidak ada lagi yang akan membawa atau membangga-banggakan nama daerah maupun klub tertentu. “Siapapun pengurusnya, jangan bawa nama daerah, tapi bawa nama Indonesia. Jadi, tidak ada yang bawa nama klub atau PB, harus bawa nama Indonesia,” tutur peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena itu.
Taufik meneruskan, agar proses pembinaan daerah berjalan dengan baik, ketua umum baru nanti diharapkan bisa membawa PBSI mandiri secara finansial. Artinya, federasi harus mampu menggandeng tidak hanya sponsor-sponsor besar, tetapi juga daerah. Menurutnya, sponsor di daerah harus mulai berkontribusi melakukan pembinaan atlet daerah agar bisa berprestasi di kancah dunia.
Menjelang musyawarah nasional pemilihan Ketua Umum PBSI periode 2020-2024, Ketua Umum Pengurus Provinsi Bengkulu Suharto juga turut menyampaikan harapannya agar sosok terpilih nanti bisa membuat PBSI mandiri sehingga bisa melahirkan bibit-bibit unggul asli daerah. "PBSI perlu mencari sponsor yang bisa membesarkan kegiatan bulu tangkis sampai ke daerah-daerah. PBSI harus bisa mandiri secara nasional maupun regional," ujar Suharto.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBSI Lampung Abdullah Fadri Aulia. Menurut dia, kekurangan PBSI selama ini adalah kurangnya pendanaan, baik di daerah maupun di pusat. "Masih terkendala untuk mencari sponsor yang siap untuk membantu dalam rangka lebih men-support agar kegiatan pembinaan dapat berjalan lebih baik lagi," ujar Abdullah.