TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kemenangan debutnya di MotoGP Misano, pembalap Petronas Yamaha SRT Franco Morbidelli mulai berpikir peluangnya untuk bersaing dalam perburuan gelar juara. Namun, ia merasa perlu mengatur ulang ekspektasi setelah menyaksikan perbedaan kecepatan tertinggi di balapan MotoGP Catalunya, Ahad lalu.
"Setelah melihat potensi saya di garis lurus di sini (Barcelona), bahkan motor saya lebih kecil dari pembalap Yamaha lainnya, saya perlu melangkah mundur dan mencoba rileks, menikmati setiap lap, setiap balapan dan tidak memikirkan hal lain," kata dia, dikutip dari Crash, Selasa, 29 September 2020.
Ia mengakui bahwa semua pembalap Yamaha merasa kesulitan ketika bertarung di garis lurus musim ini. Di Catalunya, Morbidelli harus bersaing dengan pembalap Aprilia, Bradley Smith, yang memiliki kecepatan tertinggi pada angka 337,5 km / jam. Namun, saat ini, Morbidelli mencoba berfokus dan menikmati setiap balapan di seri tersisa MotoGP.
Franco Morbidelli mengatakan, "Lakukan saja pekerjaan saya tanpa memikirkan sesuatu yang istimewa di kejuaraan karena, seperti yang sudah saya katakan, pebalap Pabrik perlu memikirkan tentang kejuaraan, tetapi saya lebih menyadari hal ini di trek ini dengan lintasan yang panjang."
Sementara itu, pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Valentino Rossi dan Maverick Vinales hanya berselisih 1 km/jam lebih cepat dari motornya. Rekan setim Morbidelli, Fabio Quartararo menjadi Yamaha M1 tercepat di lintasan 343,9 km/jam. Namun, semua pembalap Yamaha masih jauh dari catatan waktu 351,7 km/jam miliik Francesco Bagnaia dari Pramac Ducati.
Dalam hal ini, Morbidelli memiliki kecepatan rerata 335,3 km/jam. Lebih lambat dari Vinales (337,0 km/jam), Rossi (338,5 km/jam), dan Quartararo (339,1 km/jam). Perbedaan kecepatan itu juga berdampak besar pada keawetan ban pembalap Italia itu. "Anda bisa mengatur ban saat Anda memiliki tenaga di garis lurus, dan saya jelas paling lemah di lapangan dari sudut pandang ini," ujarnya.
Ia menambahkan, “Saya hanya harus start, membuatnya maksimal, dan tidak bisa berharap pada strategi apapun. Saya tidak bisa mengatur ban karena saya hanya ingin memberikan yang maksimal ketika saya memiliki ban, dan akhirnya saya menghancurkan segalanya." Di klasemen MotoGP saat ini, Morbidelli tertinggal 31 poin dari Fabio Quartararo, yang memiliki mesin dengan spesifikasi pabrik yang sama dengan tim resmi Yamaha.