Nama Swiatek semakin meroket setelah dia memenangkan ajang Wimbeldon Junior tahun itu. Tampil sebagai petenis non unggulan karena absen tahun sebelumnya, dia mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan unggulan pertama Whitney Osuigwe dari Amerika Serikat dalam perjalanannya ke final. Di partai puncak, dia mengalahkan petenis asal Swiss, Lionie Kung.
Dia juga meraih gelar juara di nomor ganda putri. Berpasangan dengan petenis muda Slovenia, Kaja Juvan, Iga Swiatek mengalahkan pasangan Jepang Yuki Naito dan Naho Sato di partai puncak.
Meroketnya performa Swiatek sejak dua tahun lalu tak lepas dari peran psikolog olahraga Daria Abramowicz. Meski dikenal memiliki mental berkompetisi yang hebat, Swiatek ternyata kerap lepas kendali di lapangan.
"Terutama ketika dia menghadapi saat-saat buruk di lapangan," kata Sierzputowski.
Swiatek pun mengakui bahwa Daria berperan besar dalam perkembangan karirnya. Dia mengaku semakin percaya diri sejak memiliki Daria dalam timnya.
"Saya bekerja dengan beberapa psikolog, mungkin dua orang, ketika saya masih kecil. Tetapi Daria adalah yang terbaik karena dia sangat memahami saya dengan baik dan dia mengenal saya serta seperti bisa membaca pikiran saya, itu aneh," kata dia.
"Dia membuat saya lebih pintar. Saya lebih tahu banyak soal olahraga dan psikologi dan saya bisa memahami perasaan saya sendiri dan mengeluarkannya. Dia membuat kepercayaan diri saya jauh lebih tinggi," katanya.
Mental kuat itulah yang membuat performa Iga Swiatek meroket di lapangan. Dari sisi teknik, menurut Sierzputowski, anak asuhnya itu masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki.
“Saya memiliki banyak pekerjaan rumah dengannya di sisi teknis dan taktis. Kami memiliki banyak ruang untuk berkembang. Tapi secara keseluruhan itu tidak masalah. Ketika dia datang ke lapangan, dia bisa meletakkan bola tepat di tempat yang dia inginkan," kata Sierzputowski.
"Saya kira dia siap untuk semuanya di lapangan."