Dalam dunia olahraga, maka nilai sportivitas sangat dijunjung tinggi, bahkan prilaku yang dinilai publik bukan hanya saat di arena namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
Prilaku buruk baik di dalam maupun di luar arena bisa menjadi barometer seorang atlet akan dikenang menjadi sebuah legenda.
Prilaku Jon Jones yang sempat tertangkap karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk bisa jadi mempengaruhi penilaian apakah selain meraih pound-for-pound, apakah ia juga pantas menyandang status GOAT (Greatest of All Time) atau terbaik sepanjang masa.
Kalaupun ingin mencari cela atau "dosa" Khabib Nurmagomedov, maka ia pernah mendapat hukuman Komisi Atletik Nevada (NAC).
Hukuman itu buntut kekisruhan usai Khabib mengalahkan Conor McGregor di pertarungan UFC 229 di T-Mobile Arena, Las Vegas, 7 Oktober 2018.
Khabib mendapat hukuman denda 500 ribu Dolar AS dan sembilan bulan larangan tampil di Nevada karena menyebabkan kericuhan usai pertarungan UFC 229 melawan Conor McGregor.
Khabib Nurmagomedov mengakhiri perlawanan Justin Gaethje pada ronde kedua dengan kemenangan submission, di mana ia menggunakan "triangle choke" yang membuat petarung AS itu tidak sadarkan diri. Hasil itu sekaligus memperpanjang catatan impresif Khabib yakni 29 kemenangan tanpa kekalahan. Foto/Instagram/UFC
Sebagian publik menganggap kasus itu bukan sebagai noda namun justru sikap ksatria karena membela harga diri saat keyakinan dan ayahnya yang dilecehkan.
Sebelum pertandingan, McGregor berulang kali memprovokasi Khabib, mulai dari kata-kata hingga menyerang bus yang membawa rombongan The Eagle.
McGegor bersama teman-temannya menyerang dengan melempar sebuah kursi sehingga beberapa orang terluka akibat pecahan kaca kendaraan.
Dalam sesi jumpa pers sebelum laga, McGregor kembali memprovokasi Khabib dengan menghina keyakinan dan orangtua petarung Dagestan, Rusia itu.
Puncaknya, usai pertandingan rekan McGregor, Dillon Danis kembali memprovokasi. Khabib lalu naik ke pagar oktagon dan menyerang Danis. Di dalam oktagon McGregor juga bertarung dengan tim dari Khabib.
Di luar kasus itu, Khabib Nurmagomedov dalam kehidupan sehari-hari jauh dari sorotan berita negatif.
Dari prestasi, meski catatan bertanding "cuma" 29 kali (16 kali di UFC) dan hanya mempertahankan gelar tiga kali tetapi Khabib tidak pernah kalah.
Catatan rekor terpenting, The Eagle selalu tampil dominan, bahkan tidak pernah mengalami luka serius usai meladeni 29 pertandingan sehingga tidak ada catatan "menang kontroversial" seperti saat Roy Jones melawan Reyes.
Tak butuh waktu lama, UFC akhirnya menganugerahkan Khabib Nurmagomedov peringkat terbaik pound for pound.
Dengan menyatakan pensiun, maka tampaknya rangking pound for pound bisa saja dengan cepat berpindah tahta karena banyak petarung hebat untuk semua kelas, selain Roy Jones, juga di sana ada Israel Adesanya, Stipe Miocic, dan Usman Kamaru.
Namun, yang tak akan tergantikan Khabib juga tampaknya segera mendapat gelar "GOAT" (Greatest of all Time) atau "terbaik sepanjang masa".
Dana White, Presiden UFC mengatakan Khabib Nurmagomedov layak diberi titel petarung UFC Greatest of all time. Terkait hal itu, Dana White segera membuat patung untuk Khabib.
Mungkin ini yang akan menjadi pembeda Khabib dengan Roy Jones karena hakikat seorang legenda tidak semata-mata terkait kehebatan teknis bertarung namun adalah "nilai kemanusiaan" di sana.
Seperti juga yang diraih oleh petarung Greatest of all time lain, yakni Muhammad Ali yang menjadi terhebat karena sisi kemanusiaan, saat menolak perang Vietnam.
"Hati nurani saya tidak akan membiarkan saya pergi menembak saudara saya, atau beberapa orang yang warna kulitnya lebih gelap, atau beberapa orang miskin yang kelaparan di lumpur untuk Amerika yang kuat dan besar," kata Ali dalam sebuah wawancara 1965.
Seperti dalam buku otobiografi Ali, “The Greatest: My Own Story", ia memilih masuk penjara untuk membela keyakinannya bahwa berperang ke Vietnam adalah perbuatan yang salah.
Padahal nama Ali saat itu sangat terkenal setelah merebut gelar kelas berat WBA dan WBC dari Sonny Liston pada 1964, namun ia tetap memilih risiko masuk penjara.
"Prinsip saya lebih penting dari uang atau gelar" kata Ali.
Sama seperti Ali, Khabib Nurmagomedov juga menyatakan hal prinsip tentang alasan lain mengapa ia mundur di tengah kejayaannya.
''Dalam hidup, saya tidak ingin terlalu berlebihan, bahkan walaupun Anda seorang miliuner, suatu saat akan tak bernafas. Karena itu saya ingin melakukan apa yang diperlukan saat saya mati,'' kata Khabib dalam wawancara setelah laga kontra Justin Gaethje via saluran YouTube Best of MMA, Minggu (25/10).
Tampaknya ini pembeda antara pemenang ranking pound for pound dengan Greatest of all Time. Ada hal-hal prinsip sehingga mereka menjadi legenda untuk menginspirasi bagi generasi berikutnya.