TEMPO.CO, Jakarta - Diego Maradona membuat dokter yang menanganinya kagum. Konisi legenda sepak bola Argentina, 60 tahun itu menunjukkan pemulihan yang luar biasa setelah menjalani operasi karena pembekuan otak.
Maradona menjalani operasi pada Selasa lalu. Dia menderita hematoma subdural atau akumulasi darah di antara selaput dan otaknya.
Semula, mantan pemain Napoli tu dirawat di Klinik Ipensa di la Plata, Argentina pada Senin karena menderita anemia dan dehidrasi. Kemudian dia dipindahkan ke Klinik Olivos di Buenos Aries untuk menjalani operasi. Sekarang kondisinya membaik.
"Diego bercanda, membuat lelucon. Saya senang, saya senang melihatnya seperti itu," kata dokter Leopoldo Luque, ahli bedah saraf, yang menangani Maradona, kepada wartawan, seperti dikutip dari Sky Sports.
Baca juga: Operasi Otak Diego Maradona Berjalan Sukses
Keterangan yang disampaikan Luque seperti yang disampaikan pengacara Maradona, Matias Morla.
Morla mengatakan Maradona dalam kondisi sangat baik. Dia membantah spekulasi yang menyebutkan bahwa sang legenda Argentima itu kemungkinan pergi ke Venezuela atau Kuba untuk pemulihan kesehatan.
"Laporan medis terakhir sangat bagus," katanya. "Mari tetap kuat dan kita akan melewati ini."
Maradona sebelumnya mengungkapkan kesukaannya pada kedua negara tersebut. Mantan pemain Barcelona dan Boca Juniors itu menghabiskan beberapa tahun di Kuba ketika menjalani rehabilitasi narkoba pada awal abad ini.
Morla mengatakan Maradona akan menyelesaikan masa pemulihannya di Argentina, di mana diamenjadi pelatih tim divisi satu, Gimnasia y Esgrima.
"Diego mencintai Kuba, kemarin saya berbicara dengan putra Fidel Castro," kata Morla kepada wartawan. "Venezuela, serta Kuba, adalah negara sahabat bagi Diego ... tapi kepala Diego bersama Gimnasia."
Baca juga: Lionel Messi Doakan Diego Maradona Segera Pulih
Puluhan penggemar Gimnasia berkumpul di rumah sakit, mengibarkan bendera dan memegang poster berisi pesan dukungan untuk Maradona.
Luque menambahkan keterangannya terkait dengan operasi yang dijalani sang legenda. "Diego tidak mengalami defisit neurologis apa pun, tanpa jenis komplikasi apa pun yang terkait dengan operasi. Dia memiliki periode pasca-operasi yang sangat baik, parameter laboratorium bahkan meningkat," kata Luque.
Luque menjelaskan, hematoma yang diderita Maradona kemungkinan besar disebabkan oleh kecelakaan meski dia tidak mengingat kejadian tersebut.
Juara Piala Dunia 1986 ini secara luas dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Ia sempat mengisolasi diri setelah salah satu pengawalnya menunjukkan gejala virus corona, menurut laporan berita negara Argentina, Telam, Selasa lalu.
Diego Maradona terakhir tampil di depan umum pada saat ulang tahunnya ke-60 pada Jumat lalu. Ketika itu, perayaan digelar sebelum pertandingan tim asuhannya melawan Patronato. Dia mendapatkan kado berupa plakat dan kue ulang tahun. Namun, pada kesempatan itu, dia tidak berada di stadion untuk menonton pertandingan. Saksi mata mengatakan dia tampak tidak sehat dan lemah.
Maradona sering kali harus mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa tahun karena gaya hidupnya. Pada 2004, dia dibawa ke rumah sakit karena masalah jantung dan pernapasan yang parah terkait dengan konsumsi kokain. Setahun kemudian, dia menjalani operasi penyempitan perut yang membuatnya menurunkan berat badan.
Pada 2007, Maradona memeriksakan diri ke sebuah klinik di Buenos Aires untuk membantunya mengatasi masalah penyalahgunaan alkohol.
Maradona jatuh sakit saat Piala Dunia 2018 di Rusia. Dia difilmkan pingsan di kotak eksekutif pada pertandingan Argentina melawan Nigeria. Awal tahun 2019, dia dirawat di rumah sakit karena pendarahan internal di perut.
SKY SPORTS