TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Maverick Vinales mengungkapkan kekecewaannya atas dua peristiwa yang mendera Yamaha menjelang balapan MotoGP Eropa, akhir pekan ini. Selain kehilangan krunya yang harus menjalani karantina akibat Covid-19, ia juga harus memulai balapan dari pitlane karena hukuman yang diterima Yamaha.
"Anda dapat membayangkan perasaan saya, setiap tahun kami membuang kesempatan memenangkan gelar dengan kesalahan. Perasaan saya sangat buruk. Untung, saya memiliki situasi yang sempurna di rumah, saya memiliki kehidupan yang sempurna, saya tidak ingin marah lagi," kata Vinales, yang saat ini terpaut 19 poin dari posisi puncak klasemen, dikutip dari Motorsport, Sabtu, 7 November 2020.
Yamaha dipaksa untuk melepas mesin keenam untuk Vinales karena kekhawatiran akan keandalan motor yang sudah usang yang ia jalani sejak putaran kedua musim ini. Dengan demikian, Vinales telah menggunakan tiga mesin sejak balapan di Sirkuit Jerez, menyusul masalah teknis pada unit keduanya.
Baca juga : Jadwal MotoGP Eropa: Lima Anggota Tim Yamaha Bakal Absen Karena Covid-19
Belakangan, pengawas balapan FIM menganggap pergantian mesin yang dilakukan oleh Yamaha ilegal. Sejak putaran kedua di Sirkuit Jerez, Vinales telah menjalankan dua mesin terakhir dan menggunakannya sejak GP San Marino.
Dia mengakui bahwa dia harus membatasi jarak tempuh pada mesin yang tersisa sejak MotoGP Teruel. Kini, ia hanya punya satu mesin untuk tiga putaran terakhir. Akibatnya, Yamaha tidak punya pilihan selain melepas segel unit keenam, yang mendapat start pitlane untuk balapan, Ahad nanti.
"Jika saya tidak memiliki kesempatan untuk gelar tahun ini, saya akan memiliki kesempatan berikutnya. Saya masih memiliki dua tahun lagi bersama Yamaha dan kami dapat melakukan sesuatu yang hebat," kata dia.
Baca juga : Hasil FP2 MotoGP Eropa: Miller Kembali Tercepat, Vinales Harus Ganti Mesin
Vinales mengatakan kesulitan mesinnya saat ini adalah hasil dari keterlambatan Yamaha menangani masalah keandalan MotoGP Spanyol. "Itu adalah masalah terbesar, karena jika tidak, saya akan punya empat mesin. Rencana kami adalah memasang satu mesin baru untuk balapan pertama, dan kemudian saya kehabisan mesin," katanya.
Vinales mengatakan risiko menjalankan mesin terakhir menjadi alternatif di MotoGP Eropa, Valencia, dan Portugal. Namun, keputusan itu akan membuat peluang menjadi juara MotoGP 2020 semakin menipis. "Bagi saya itu terlalu berisiko. Jika Anda punya keunggulan 20 poin, Anda bisa melakukannya. Tapi masalahnya adalah kami harus menghadapinya balapan dengan mesin tua," ujarnya..
"Jadi, tidak ada gunanya. Kami perlu memasukkan yang baru. Memang benar saya akan mulai dari pitlane dan saya tidak bisa melakukan apa-apa. Opsi gelar jauh lebih sulit, tetapi semuanya bisa terjadi," ujar Maverick Vinales.