TEMPO.CO, Jakarta - Ketika olahraga lain mengendur karena pukulan pandemi virus corona, tak demikian dengan pacuan kuda. Peredaran uang masih tetap kencang di kalangan peminat kuda balap dunia.
Hal itu bisa tergambar dalam lelang kuda pacu yang dilakukan Fasig-Tipton, bertajuk Night of the Stars di Keeneland, Lexington, Kentucky, Amerika, 8 November 2020. Ada 142 kuda terjual dengan nilai lelang mencapai 60 juta pound sterling (Rp 1,2 triliun).
Primadona dalam lelang itu adalah Monomoy Girl, yang menjadi pemenang Breeders 'Cup Longines Distaff. Kuda cantik itu terjual dengan harga 7,2 juta pounds (Rp 134 miliar). Monomoy Girl dilelang dalam kondisi unik. Ia masih akan terus balapan selama satu tahun lagi sebelum pensiun untuk dijadikan indukan.
Yang menarik, harga tinggi Monomoy Girl bukanlah rekor di arena lelang kuda pacu. Posisinya hanya berada di urutan ketiga.
Harga tertinggi masih digenggam kuda betina Better Than Honor yang dihargai 10,6 juta pound (Rp 197,4 miliar) ketika dilelang pada November 2008. Posisi kedua ditempati Havre de Grace yang dujual 7,5 juta pounds (Rp 137,7 miliar) pada 2012.
Tidak seperti Monomoy Girl, kedua kuda yang disebut terakhir dijual sebagai kuda pensiunan.
Siapa pemain di arena kuda pacu? Umumnya adalah para konglomerat dunia yang memiliki penghasilan berlebih.
Salah satunya adalah miliarder Amerika Serikat, B. Wayne Hughes, 87 tahun. Ia adalah pemain besar dari Kentucky, Amerika. Kekayaannya diperkirakan mencapai 2,3 miliar pounds (Rp 42,6 triliun).
Ia antara lain meraih keuntungan dari pengembangan kuda pacu berkualitas di ranch miliknya, Spendthrift Farm yang mewah. Dalam lelang Fasig-Tipton di atas, peternakan ini menghabiskan 19 juta pound untuk membeli 12 kuda.
Bisnis kuda pacu terbilang menggiurkan. Ada dua tahap untuk meraih untung di bisnis balapan ini, yang juga diwarnai banyak beredarnya uang dari pertaruhan (judi). Pertama, ketika mampu menghadirkan kuda pacu yang mampu menjadi juara. Kedua, ketika bisa menjadikan kuda juara itu sebagai indukan yang menghasilkan juara-juara berikutnya.
Tahap kedua biasanya menghasilkan uang lebih banyak, terutama bila kuda yang dimaksudkan sudah terbukti menunjukkan prestasi sebagai juara. Tak heran bila banyak peternak mau merogoh uang ratusan miliar untuk kuda indukan mantan juara.
THE SUN