TEMPO Interaktif, Jakarta: Penentuan calon pengganti Sutiyoso di kursi ketua umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia masih akan berlangsung sekitar sebulan lagi.
Sampai saat ini ramai tercuat dukungan bagi dua kandidat, Panglima TNI Djoko Santoso, dan mantan juara dunia Icuk Sugiarto. Musyarawah Nasional yang akan digelar pada 13-15 November baru akan memunculkan kepastian siapa yang akhirnya terpilih.
Menanggapi hal itu, para atlet dari Pelatnas Cipayung pun angkat bicara. Bagi mereka, siapa pun boleh saja menduduki posisi ketua umum. "Asalkan, dia siap berkorban demi perkembangan cabang olahraga ini," kata Nova Widianto ketika ditemui Tempo, Kamis (16/10).
Menurut sang juara dunia di nomor ganda campuran ini, posisi ketua umum harus benar-benar diisi oleh orang yang mampu membuat para atlet memiliki kesempatan untuk bermain di banyak turnamen. "Artinya harus mampu memberikan sokongan dana yang kuat," katanya menjelaskan.
Pasangan Nova, Liliyana Natsir, menambahkan, hal terpenting yang juga harus diperhatikan oleh ketua umum adalah regenerasi atlet. Kesinambungan prestasi Indonesia akan ditentukan oleh regenerasi di masa mendatang. "Sebagai pemain senior, kami tidak bisa diandalkan terus menerus, pemain junior pun perlu mendapatkan kesempatan," kata Butet, panggilan akrabnya.
Sementara itu, sosok ketua umum bagi Sony Dwi Kuncoro adalah orang yang bisa memiliki kedekatan dengan para atlet. "Agar semakin mudah bagi atlet untuk saling berkomunikasi, dan juga kepada para pengurusnya," kata pebulutangkis yang baru-baru ini merebut tiga gelar Super Series berturut-turut itu.
Sony menyatakan, selama ini hal itulah yang masih kurang terjalin sehingga seperti tercipta kesenjangan antara pengurus dengan atlet.
Hal serupa juga ditekankan mantan juara olimpiade, Taufik Hidayat. Bahkan, menurutnya, memang sudah seharusnya pengurus PB PBSI yang perlu dibenahi. "Saya mengharapkan keterbukaan dan kejujuran dari para pengurus," ucapnya.
Taufik menilai pengurus yang sebenarnya menjadi sumber permasalahan di tubuh PB PBSI. Dia mencontohkan, selama ini ada permasalahan terkait sponsor yang mengikat para atlet Indonesia saat berlaga di ajang internasional.
"Bagaimana mungkin kita tidak pernah mendapatkan sponsor, tidak ada logo perusahaan manapun yang melekat di pakaian atlet," tuturnya. Oleh karena itu, Taufik justru lebih menekankan posisi ketua umum bukanlah menjadi hal krusial. "Pembenahan di pengurusnya saja, itu yang lebih penting," katanya.
Pelatih di pelatnas juga ikut urun rembuk. Richard Mainaky, pelatih ganda campuran menegaskan, seorang ketua umum haruslah yang mampu memberikan peluang bagi atlet untuk mengikuti turnamen sebanyak mungkin.
"Siapa pun yang bisa menjamin itu akan saya dukung," katanya ketika ditemui di Cipayung beberapa waktu lalu. Richard pun tidak menyatakan pilihan kepada salah satu calon ataupun mengungkapkan calon pilihannya.
"Siapa pun bisa, asalkan dia mampu membantu mengumpulkan dana demi pembinaan para atlet ini," tuturnya.
Ezther Lastania