TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq menghormati keputusan PSSI tentang penundaan kompetisi dan arahan untuk pembayaran gaji pemain Liga 1 2020. Ia memastikan Madura United menerima alasan penundaan liga tersebut. "Kami menghormati isi pokok surat tersebut," kata Ziaul Haq, Rabu, 18 November 2020.
Sebelumnya pada 16 November 2020, PSSI menerbitkan sebuah surat keputusan (SK) tentang penundaan lanjutan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia yang tidak bisa digelar pada 2020. Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dijadwalkan berlanjut Februari 2021, sedangkan Liga 3 baru akan ditetapkan setelah dua kompetisi teratas itu telah ada kejelasan.
Dalam SK Nomor SKEP/69/XI/2020 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan itu dijelaskan bahwa kompetisi domestik ditangguhkan tahun ini akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang masih masif penyebarannya dan rencana kompetisi lanjutan tidak mendapatkan izin penyelenggaraan dari kepolisian meski federasi dan operator telah berjanji menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga : PSSI Terbitkan Surat Keputusan Penundaan Kompetisi Liga 1 dan Liga 2
Adapun masalah kontrak dan gaji tak ada perubahan apapun seperti surat keputusan sebelumnya, yakni untuk gaji pemain dan ofisial 25 persen selama jeda kompetisi hingga ada kejelasan jadwal. Sistem penggahian bakal kembali menjadi 50 persen untuk Liga 1 serta 60 persen untuk Liga 2.
Ketetapan gaji 50 atau 60 persen itu berlaku jika kompetisi sudah dipastikan akan berjalan atau dimulai satu bulan sebelum kompetisi resmi digulirkan. Angka itu harus sesuai dari nilai kontrak atau sekurang-kurangnya di atas upah minimum regional yang berlaku dalam masing-masing domisili klub.
Terkait ketentuan persentase gaji ini, Madura United menerima dan menghormati surat tersebut berdasar hasil pertemuan klub-klub dengan PSSI di Yogyakarta. Saat itu, PSSI memastikan bahwa PT LIB harus memenuhi hak-hak klub yang telah disepakati sebelumnya. "Angka-angka persentase yang dituangkan dalam surat tersebut, tidak akan berefek jika LIB tidak memenuhi penegasan dari PSSI tentang hak klub," kata Ziaul Haq.
Baca juga : Bos Madura United Usul Liga 1 Musim 2020 Ditiadakan, Diganti Musim 2021
Ia juga menyatakan, terkait kelanjutan kompetisi Madura United bertindak pasif, karena regulator dan pelaksana kompetisi ada pada PSSI dan LIB. "Tapi, kami butuh penegasan dan jaminan bahwa Februari 2021 kompetisi betul-betul akan dilaksanakan. Kalau itu tidak ada jaminan dan ketegasan, kemungkinan besar klub mulai akan menyatakan keluar dan tidak ikut serta dari tahapan kompetisi karena ketidak-tegasan dan jaminan itu," katanya.
Menurut Ziaul Haq, semuah pihak harus memahami perjanjian-perjanjian pelaksanaan kompetisi berdampak hukum dan finansial. "Jangan sampai PSSI dan PT LIB merencanakan pelaksanaan kompetisi, sementara yang menanggung resiko hukum dengan pemain dan para pihak lainnya adalah klub. Kami ingin memastikan dan menjamin bahwa klub akan bebas dengan tuntutan hukum dari para pihak," kata dia.