Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

In Memoriam: Warisan Ide Kedisiplinan dan Kejujuran Sepak Bola Ricky Yacobi

image-gnews
Mantan pemain sepak bola nasional, Ricky Yacobi. TEMPO/Santirta
Mantan pemain sepak bola nasional, Ricky Yacobi. TEMPO/Santirta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wafatnya Ricky Yacobi pada Sabtu, 21 November 2020, mengingatkan dunia sepak bola Indonesia terhadap warisan laki-laki kelahiran Medan, 57 tahun lalu. Perannya dalam sepak bola tak surut meski sudah gantung sepatu 25 tahun lalu. Dari memberi coaching clinic hingga mendirikan sekolah sepak bola adalah dunia barunya setelah masuk ke masa pensiun.

Ricky memang bermimpi mencetak pemain belia yang hebat. Koran Tempo, 8 April, 13 tahun lalu, sempat menemui Ricky yang sedang memamerkan kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar di hadapan ratuan anak-anak dan pelatih sekolah sepak bola. "Rasanya puas dan menyenangkan bisa selalu melatih anak-anak bermain," kata dia, kala itu.

Sisa-sisa kecemerlangannya sebagai penyerang masih memancar dari lapangan hijau. Ia dianggap sebagai Paul Breitner Indonesia. Gaya bicara dan aksi lapangannya yang lugas seperti Brietner, pemain Jerman yang mengantongi tujuh piala liga di Jerman dan Spanyol untuk Bayern Munchen dan Real Madrid serta satu Piala Eropa buat Jerman pada 1970-an.

Baca juga : Ricky Yakobi, Kenangan Manis Asian Games dan Karier Singkat di Liga Jepang

Ricky memang salah satu penyerang terbaik timnas Indonesia. Bahkan Kurniawan Dwi Yulianto, pemain tim nasional Indonesia yang bermain pada 1995-2005, sangat mengidolakannya. Karena kehebatannya itulah klub asal Jepang, Matsushita, pun menggandengnya pada 1988.

Di lapangan F Senayan, Jakarta, saat itu, Ricky terus-menerus memberi instruksi untuk anak-anak bola di sekolah miliknya, Sekolah Sepak Bola Ricky Yakobi. Ia berlari dan berteriak-teriak sampai serak. Mencetak pemain andalan, ia tahu, tidak cukup hanya satu atau dua hari. Demi impiannya, mantan pemain klub Arseto Solo itu melatih anak-anak dengan sabar.

Ia juga sadar dunia yang digelutinya bukanlah dunia yang mudah untuk menghasilkan uang. Orientasi sekolahnya bukan pada bisnis semata. Sebagian pengurus pernah memintanya untuk mengarahkan orientasi sekolahnya kepada bisnis. Orientasi sekolah bola cuma menang turnamen. Mereka juga membatasi hanya menerima anak dari orang tua kaya raya. Bila perlu anak sekolah lain dibajak demi prestasi dan gengsi sekolah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ricky pun berontak. "Ini SSB atau klub orang dewasa," kata dia saat itu. Akhirnya ia membedol sekolah bola yang berdiri di bawah payung sebuah yayasan itu. Sekolah itu dia kelola sendiri. Di tengah godaan nafsu bisnis sekolah bola, semangat Ricky untuk mencetak bibit muda berbakat tak pernah tamat.

Baca juga : Ricky Yacobi Meninggal Saat Bermain Sepak Bola, Begini Kronologinya

Sekolah bola, menurut lelaki yang selalu dididik keras soal kejujuran itu, seharusnya benar-benar untuk mencetak bintang muda, terutama yang kurang mampu. Itulah mimpi yang dia wujudkan di sekolahnya. "Sepak bola harus dibangun dengan disiplin, kerja keras, dan kejujuran," katanya. Kesimpulan itu lahir dari pengalamannya berlaga bersama klub Matsushita sepanjang 1988.

Di Negeri Sakura, sarana dan prasarana yang lengkap justru tidak membuat pemain Jepang manja. Disiplin dan kerja keras para pemain Jepang selama latihan dan bertanding sungguh, menurut dia, benar-benar tak tertandingi.

Sebenarnya setumpuk tawaran untuk melatih klub dewasa pernah datang ke mejanya. Namun, lelaki yang biasa bicara blakblakan itu tak berminat. Kondisi kompetisi dan tim-tim di liga membuatnya malas menekuni klub dewasa. "Sudah bukan rahasia kalau kemenangan masih ditentukan oleh faktor nonteknis, seperti uang dan lobi," kata pemain yang dulu di kalangan wartawan olahraga terkenal "bersih" itu.

Lantas masih adakah harapannya untuk sepak bola Indonesia? "Saya percaya. Jepang saja butuh waktu 10 tahun," kata pemain yang mengakhiri kariernya di PSIS Semarang itu. "Perjalanan kita mungkin akan sedikit lebih panjang," ujar Ricky. Itulah yang diyakini Ricky sampai akhir hidupnya: bahwa kemajuan sepak bola Indonesia bergantung pada disiplin, kerja keras, dan kejujuran.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erick Thohir Bilang Timnas Indonesia Punya Wajah Baru dengan Standar Tinggi, tapi...

27 menit lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan wakilnya, Zainuddin Amali, serta pelatih Timnas U-16 Indonesia Nova Arianto.(Instagram/@erickthohir)
Erick Thohir Bilang Timnas Indonesia Punya Wajah Baru dengan Standar Tinggi, tapi...

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa Timnas Indonesia punya standar tinggi usai mengalahkan Australia. Ia minta pemain jangan cepat puas.


Erick Thohir: Transformasi Sepak Bola Indonesia Masih Butuh Waktu

3 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/Randy
Erick Thohir: Transformasi Sepak Bola Indonesia Masih Butuh Waktu

Erick Thohir mengatakan PSSI melakukan sinkronisasi program kompetisi berjenjang sehingga mampu menciptakan komposisi Timnas Indonesia yang merata.


Erick Thohir Janji Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Jika Timnas U-23 Lolos Perempat Final Piala Asia U-23

4 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Randy
Erick Thohir Janji Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Jika Timnas U-23 Lolos Perempat Final Piala Asia U-23

Erick Thohir berjanji akan memperpanjang kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia hingga 2027.


Hari Ulang Tahun ke-94 PSSI, Erick Thohir Ingin Ciptakan Sepak Bola Bersih dan Berprestasi

5 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan penjelasan dalam rapat Exco PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta, Rabu, 3 April 2024. ANTARA/HO-Dok. PSSI
Hari Ulang Tahun ke-94 PSSI, Erick Thohir Ingin Ciptakan Sepak Bola Bersih dan Berprestasi

Pembenahan Timnas Indonesia menjadi fokus Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada 2024. Apa lagi?


Penyelamatan Ernando Ari Gagalkan Tendangan Penalti Australia Jadi Momen Penting Kemenangan Timnas U-23 Indonesia

7 jam lalu

Kiper Timnas Indonesia U-23 Ernando Ari. Instagram
Penyelamatan Ernando Ari Gagalkan Tendangan Penalti Australia Jadi Momen Penting Kemenangan Timnas U-23 Indonesia

Pelatih Australia U-23 mengatakan jalannya laga akan berbeda jika kiper timnas U-23 Indonesia Ernando Ari tidak mampu menggagalkan penalti itu.


4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

7 jam lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Shin Tae-yong bersama timnas U-23 Indonesia mencatatkan empat rekor baru di Piala Asia U-23 2024 setelah kemenangan 1-0 atas Australia di laga kedua.


Skenario Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024

8 jam lalu

Pemain Timnas Indonesia Komang Teguh dan rekan-rekannya merayakan gol ke gawang Australia di Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 18 April 2024. Twitter @TimnasIndonesia.
Skenario Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Timnas U-23 Indonesia minimal butuh hasil imbang melawan Yordania di laga terakhir penyisihan grup untuk lolos ke perempat final Piala Asia U-23 2024.


Shin Tae-yong Yakin Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Ingin Lawan Jepang Ketimbang Korea Selatan

10 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia. (foto: PSSI)
Shin Tae-yong Yakin Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Ingin Lawan Jepang Ketimbang Korea Selatan

Shin Tae-yong sudah mulai menganalisis kekuatan tim yang berpotensi menjadi lawan timnas U-23 Indonesia di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Timnas U-23 Indonesia Bungkam Australia 1-0, Shin Tae-yong Puji Pemain Bisa Lewati Masa Krisis

11 jam lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong. PSSI
Timnas U-23 Indonesia Bungkam Australia 1-0, Shin Tae-yong Puji Pemain Bisa Lewati Masa Krisis

Shin Tae-yong mengatakan timnas U-23 Indonesia semakin berkembang usai mengalahkan Australia di Piala Asia U-23 2024.


Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Australia 1-0 di Piala Asia U-23 2024, Erick Thohir: Luar Biasa

14 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 menghadapi Australia U-23 di pekan kedua babak penyisihan Grup A AFC U-23 Asian Cup. FOTO/X
Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Australia 1-0 di Piala Asia U-23 2024, Erick Thohir: Luar Biasa

Kemenangan timnas U-23 Indonesia atas Australia itu membuat posisinya naik ke peringkat kedua klasemen sementara Grup A Piala Asia U-23 2024.