TEMPO.CO, Jakarta - Pertarungan tinju dunia antara Mike Tyson dan Roy Jones Jr, pada 28 November 2020 lalu, ditonton oleh lebih banyak orang di Amerika, ketimbang duel perebutan juara kelas berat Tyson Fury vs Deontay Wilder pada Februari.
Media Inggris, The Sun, melaporkan duel Tyson vs Jones terjual lebih dari 1,2 juta
pay-per-view (bayar-per-tayang) di AS. Jumlah itu lebih banyak ketimbang duel Fury vs Wilder yang hanya terjual 850 ribu pay-per-views.
Pay-per-view adalah sistem penyiaran yang memungkinkan pemirsa televisi dapat membeli untuk menyaksikan program tertentu. Program tinju biasanya dijual dengan cara eceran seperti ini.
Baca Juga: Tinju: Daniel Dubois Dicap Gampang Menyerah, Anthony Joshua Ikut Membela
Pertarungan Tyson vs Jones merupakan laga ekshibisi. Kedua mantan juara tinju kelas berat itu bermain imbang dalam pertarungan 8 ronde tersebut. Sedangkan duel Fury vs Wilder merupakan pertarungan perebutan gelar juara kelas berat vesi WBC. Kala itu, Fury, asal Inggris, menang TKO dan merebut sabuk juara dari Wilder.
Meski mampu menjual pay-per-views ke lebih banyak orang, duel Tyson vs Jones hanya menghasilkan 45 juta pound sterling (Rp 853 miliar). Jumlahnya masih kalah dari penjual laga Fury vs Wilder yang mencapai 51 juta juga pounds (Rp 959,1 miliar). Hal itu terjadi karena perbedaan harga paket yang ditawarkan untuk kedua duel itu.
Sementara itu, Tyson, 54 tahun, dilaporkan telah mengantongi sekitar 7,5 juta pounds (Rp 141 miliar) dari pertarungan tesrsebut. Roy Jones Jr mendapat bayaran yang tak jauh berbeda.
Baca Juga: Tinju Dunia: Holyfield Tantang Mike Tyson Segera Tandatangani Kontrak Duel
Seusai laga itu, Tyson masih menyatakan hasratnya untuk kembali naik ring. Ia bahkan ingin berlaga dua bulan sekali. Dua nama yang disebut-sebut akan menjadi lawannya adalah Lennox Lewis dan Evander Holyfied.
THE SUN