TEMPO.CO, Jakarta - Justin Gaethje mengancam untuk tidak pernah bertarung di UFC lagi jika Conor McGregor mendapatkan kesempatan untuk merebut gelar juara kelas ringan pada pertandingan berikutnya. Itu terjadi setelah McGregor disingkirkan oleh Dustin Poirier di UFC 257 di Fight Island, Abu Dhabi.
Pelatih kepala Gaethje, John Kavanagh, menyerukan pertarungan trilogi antara Poirier dan McGregor yang memiliki catatan imbang 1-1. Keduanya menginginkan sabuk ringan yang saat ini kosong. Gaethje hadir sebagai penantang McGregor.
"Saya tidak akan pernah bertarung untuk UFC lagi, saya mungkin seharusnya tidak mengatakan itu. Saya mungkin akan berpikir untuk tidak pernah bertarung di UFC jika dia memperjuangkan gelar juara kelas ringan dan itu tidak masuk akal," kata dia dikutip dari The Sun, Kamis, 28 Januari 2021.
Gaethje memenangkan satu pertarungan sepanjang hidupnya di divisi ringan dan dia bisa memilih siapa yang ingin dilawan berikutnya. "Saya tidak menghormatinya dengan cara seperti itu. Saya ingin melawannya dan tidak berpikir ini akan menjadi laga saya berikutnya. Dia tidak akan melawan saya, karena saya menendang kaki lebih baik daripada siapa pun di UFC."
Baca juga : Jadwal UFC: Usai Kalah dari Poirier, Cedera Bisa Buat McGregor Absen 6 Bulan
Baca Juga:
McGregor tanpa kemenangan di kelas ringan sejak dia naik dari kelas bulu pada 2016.
Dia kalah dari Khabib Nurmagomedov, yang saat ini memegang gelar kelas ringan. Khabib, yang sudah pensiun, mengalahkan McGregor pada 2018. Setelahnya, giliran Poirier memukul KO McGregor.
Adapun Gaethje, yang di-KO oleh Poirier pada tahun 2018, sedang mengincar pertandingan ulang dengan petarung Amerika Serikat itu. Beberapa kali, Gaethje terlibat perseteruan dengan McGregor di media sosial. Gaethje, 32 tahun, mengatakan, "Baginya, untuk keluar dari kekalahan terakhir dan mengatakan ingin merebut gelar berikutnya dalam pertandingan ulang dengan Poirier benar-benar bodoh."
Menurut Justin Gaethje, "Dia (McGregor) diperlakukan istimewa berulang kali dan dia tidak memanfaatkan kesempatan ini. Jadi, saya tidak merasa kasihan padanya, saya senang untuk Poirier karena telah melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya. Tidak ada yang membuatku lebih bahagia daripada melihat sepotong kotoran diletakkan."