Pengumuman ini seiring kesuksesan negosiasi yang dilakukan Presiden BWF Kang Young Joong dengan negara tuan rumah Malaysia. Dengan demikian, Final BWF Super Series Master akan menjadi penyelenggaran turnamen bulu tangkis berhadiah terbesar di dunia.
“Keputusan yang bagus bagi para pemain top kami dan kejuaraan ini akan menjadi kesempatan yang untuk menampilkan para pemain elit dunia dia pengujung tahun Olilmpiade ini," kata Kang, seperti yang dilansir situs resmi federasi olah raga tersebut.
Final BWF Master merupakan kompetisi yang menghimpun pemain atau pasangan yang bertengger di delapan besar dunia dalam daftar peringkat Super Series yang dihitung dari 12 seri penyelenggaran. Masing-masing negara hanya diperbolehkan menurunkan maksimal dua pemain atau dua pasangan di tiap nomor.
Seiring keberhasilan penyelenggaraan cabang bulu tangkis di Olimpiade Beijing, Kang menjadikan turnamen ini sebagai prioritas utama bagi kemajuan atlet dan olah raga bulu tangkis itu sendiri. "Kami gembira memiliki mitra-mitra hebat untuk penyelenggaraan Final Super Series ini," ujar Kang, menambahkan.
Indonesia sendiri berpeluang menempatkan para pemainnya di beberapa nomor. Di tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, yang kini menempati peringkat kelima yang dikeluarkan WBF per 30 Oktober lalu, difavoritkan lolos ke Final BWF Master.
Demikian juga dengan ganda putra nomor satu dunia, Markis Kido/Hendra Setiawan, dan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir, yang dipastikan lolos mengikuti kejuaraan akbar itu. Namun, pebulutangkis flamboyan, Taufik Hidayat, terancam tak ikut serta lantaran hanya menduduki peringkat ke-11.
Yang dipastikan tak akan meloloskan pemainnya ke Kinabalu adalah nomor tunggal putri yang gagal menempatkan satu pun pemainnya di delapan besar. Pemain putri terbaik indonesia saat ini, Maria Kristin Yulianti, hanya menghuni peringkat ke-14 dunia.
Bobby Chandra